Jumat, 31 Maret 2017

NHW#10_Membangun Komunitas, Membangun Peradaban


Antara saya, IIP dan Rumah Belajar




IIP dan matrikulasi adalah dua kata yang begitu sederhana untuk dilafazkan, namun ternyata di balik kedua kata itu tersimpan makna yang dalam, setidaknya bagi saya pribadi. Menjadi anugerah sekaligus PR yang luar biasa berat saat menyelesaikan tahapan-tahapan dalam Matrikulasi, ghirah yang meletup, semangat yang terlecut untuk bergegas memperbaiki diri, berkaca dari banyak kesalahan di masa lalu dalam pola pengasuhan anak termasuk pula dalam memanajemen diri pribadi dan keluarga.

NHW yang rutin menyapa di setiap pekan terasa mudah diwujudkan dalam bahasa verbal namun terasa begitu berat saat memasuki tahapan aplikasi di dunia nyata. Saya pribadi selalu beranggapan NHW bukan hanya barisan kata yang terangkai menjadi kalimat yang menyejukkan hati untuk di baca, melainkan menjadi suatu tanggung jawab moral yang mengikat batin, raga dan jiwa untuk diwujudkan dalam suatu aksi nyata, bukan lagi sekedar menjadi imaji semata.

Berkat izin Allah, saya berkesempatan mendapat amanah menjadi Penanggung Jawab Rumah Belajar IIP Lampung, sebuah amanah yang tidak bisa diremehkan, dalam artian beban berat dan tantangan baru siap hadir menunggu untuk di segera di jamah.

Mengacu dari konsep Rumah Belajar menandakan adanya interaksi belajar dan mengajar, siapa mengajar dan siapa belajar, bagaimana dan seperti apa konsep yang di terapkan di dalamnya. Mengingat komunitas IIP Lampung adalah komunitas yang baru terbentuk tantangan terberat di awal adalah bagaimana menyatukan hati antar anggota, menyelaraskan langkah antar anggota agar berjalan seirama, se-iya dan sekata. Ketika hati sudah saling bertaut rasanya rintangan seberat apa-pun akan ringan untuk dilalui.

Kembali mengingat materi yang pernah di dapatkan dalam Matrikulasi, bahwa peran yang kita jalani saat ini bukanlah hadir begitu saja, semacam pola telah terbentuk, jaringan kasat mata yang saling terjalin menghubungkan diri saya di masa ini lengkap dengan amanah yang saya emban. Beberapa organisasi sosial baik formal maupun non-formal di mana saya bergabung memberikan kesempatan kepada saya untuk bersapa dengan beberapa UMKM dan beberapa komunitas sosial, menjadi suatu kesempatan yang baik jika di kolerasi-kan dengan amanah yang saya emban sebagai PJ Rumah Belajar IIP Lampung.

Pengalaman organisasi di masa lalu menempa diri menjadi terbiasa mengatur administrasi secara rapi, tepat waktu dan tepat sasaran. Dengan bekal kemampuan inilah saya harapkan dapat membantu tugas saya dalam membina Rumah Belajar IIP Lampung di tambah dengan  beberapa koneksi  untuk membantu mendukung proses tumbuhnya Rumah Belajar IIP Lampung.

Harapan kami Rumah Belajar Lampung mampu menjadi perintis Kampung peradaban di Provinsi Lampung, sebagaimana yang selalu Bu Septi kumandangkan bahwa “Butuh satu Lingkungan untuk mendidik seorang anak”. Bermulai dari hal kecil, hal sederhana yang dimulai dari diri sendiri, menular kepada orang sekitar dan komunitas, berharap mengular kepada lingkungan sosial yang jauh lebih luas.

0 komentar:

Posting Komentar