Minggu, 02 April 2017

Level 3_My Family My Team_Hari Kesebelas_Detoks Harta

Beberapa prinsip positif di rumah kami, kami buat dan kami biasakan kepada anak-anak di rumah. Salah satu prinsip yang saya tularkan kepada anak-anak adalah saat ada barang baru masuk, maka harus diimbangi dengan sejumlah minimal sama dengan barang lama yang keluar, semacam penerapan prinsip FIFO (First In First Out)  dalam prinsip persediaan ilmu Akuntansi.

Demikianlah kami mengadopsi ilmu FIFO tersebut dalam manajemen persediaan di rumah kami, secara rutin setiap bulan kami menyortir barang-barang daily user dalam rumah kami, semisal pakaian, sepatu, barang pecah belah, hingga mainan anak-anak.

Manakala dalam kurun waktu satu bulan kami melakukan pembelanjaan barang maka dalam bulan itu pula kami perlu melakukan investigasi terhadap persediaan lama yang menumpuk di dalam lemari.

Memaknai project dalam game level 3 ini, kami mengolah kebiasaan yang kami jalankan setiap bulannya dengan sedikit sentuhan manis kekreatifitasan di dalamnya. Saya coba berikan gambaran kepada Nadia untuk melakukan hal yang tidak biasa dari yang biasa kami kerjakan bersama. Jika biasanya kami sekedar menitipkan hasil sortiran kami kepada Bude Nia (ART yang membantu kami di rumah), maka kali ini kami mengajak Nadia turut serta secara aktif dari mulai proses sortir, dan pendistribusiannya.


Beberapa hasil sortiran kami perlu melalui diskusi yang cukup alot, Nadia yang masih merasa ingin memiliki beberapa barang kesayangannya (terutama pakaian dengan tema kartun kesayangannya) walaupun tubuhnya yang kini membesar dan meninggi sudah tak cukup lagi menampung pakaian tersebut di badannya.


Menyortir barang hingga ke setiap sudut, seakan membuka memori lama, dan sejarah di balik adanya beberapa barang tersebut bermukim manja di dalam lemari kami.


Sebagai orang pindahan yang tak memungkinkan kami membawa banyak barang ke kota hijrah kami, membuat kami menyortir di awal hanya barang-barang paling dibutuhkan dan barang-barang yang menyimpan kenangan membekas saja yang kami bawa serta. Mata saya kembali terpadu dengan sebuah daster tua, dengan aroma yang mengingatkan saya pada sosok lembut dan berhati mulia yang biasa menggunakannya.

Mama, duhai anakmu menjadi rindu seketika dengan sosok penyayangmu tatkala mata ini beradu dengan sesuatu yang terhubung denganmu, kelembutan hatimu, segala kebaikanmu, segala sentuhanmu, bahkan aroma tubuhmu yang selalu membuatku nyaman sebagaimanapun situasi hatiku.

Semacam film kehidupan kembali terputar di pelupuk mata, menghadirkan berjuta makna yang anakmu  rasakan saat ini. Mama, masih sedikit sekali keteladanan yang kau ajarkan pada anakmu ini, yang sanggup ku tularkan pada cucu-mu. Sungguh masih jauh dari kata sempurna bagiku dalam membersamai cucu-cucumu, mah maafkan pula anakmu yang belum mampu menghadiahkan mahkota dan jubah terbaik untukmu karena betapa susahnya anakmu ini menghafal kalam-kalam Illahi, bagaimana mungkin mah, anakmu ini berharap dengan sedemikian rupanya mendapatkan anak solihah sedangkan diri ini masih jauh dari kata solihah.

Duhai bundaku, mamaku, entahlah jika bukan dengan kekuatan cintamu, aku takkan mampu berdiri dengan tegak saat ini. Mah, terimakasih atas segala kebaikan yang telah kau tabur semasa hidupmu di dunia, sehingga atas kebaikanmu itu, membuatku untuk selalu bersemangat dalam mengerjakan beberapa kebaikan lainnya, dan menularkannya pada cucu-cucumu.

Semoga anakmu ini, mampu menjadi solihah di mata Tuhan kita mah, sebagaimana itu pula doaku yang kulantunkan di ujung sajadah, untuk memampukan aku menjadikan anak-anakku, anak-anak yang solihah dan bersama kita kembali dapat berkumpul di Jannah-Nya suatu saat kelak.


Omah sinau
Puspaning Dyah, berproject bukan semata demi mengerjakan sebuah tugas


Nama Project : Persiapan Detoks Harta
Pimpro : Bunda
Administrator : Ayana
Eksekutor : Bunda, Nadia
Tukang Cekrek : Bunda
Penggembira : Yeza


#level3
#myfamilymyteam
#kelasbunsayiip
#hari11



0 komentar:

Posting Komentar