Senin, 03 April 2017

Jurnal Ibu Pembelajar_Hari Pertama_Bersenang-senang di museum

Sebagai pendatang di Provinsi Lampung, menjadi sebuah pengalaman dan pembelajaran yang menarik manakala kita berhasil memahami karakteristik, warisan budaya dan tak lupa kuliner asli masyarakat setempat 😍😍😍

Omah Sinau senang sekali melakukan penjelajahan di pelosok negeri demi mendapatkan suatu pengalaman baru, yang dapat kami wariskan untuk garis keturunan kami kelak.

Salah satu cara belajar sejarah tercepat, termudah dan terefisien adalah melalui museum. Sebuah tempat yang menyimpan berbagai barang peninggalan masa terdahulu ssbagai warisan berharga untuk anak-anak.

Dengan tanpa sengaja kami melakukan outing ke Museum Lampung, yang letaknya sekitar 30km dari kediaman kami. Dengan waktu tempuh yang relatif singkat (untuk jalanan kota Lampung 😁) yaitu berkisar 30 - 45 menit, kami tiba di museum Lampung, salah satu museum terbesar di Provinsi Lampung.

Tampak dari muka wajah Museum Lampung


Nadia tengah antri membeli tiket

Nadia berpose di depan loket museum

Harga tiket yang cukup murah, kami cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 18.000,- untuk 4 tiket dewasa dan 2 tiket anak-anak.

Penjelajahan pun dimulai, museum ini terdiri dari dua lantai.  Lantai dasar museum berisi peralatan-peralatam megalitikum, alat-alat bercocok tanam, mata uang lama, serta berbagai perlengkapan perang yang di gunakan saat jaman dahulu. Di lantai ini pula digambarkan perjuangan heroik pahlawan Lampung Radin Intan II, melalui trip ini Nadia baru betul-betul mengenal sosok Radin Intan II yang selama ini hanya saya kenalkan melalui cerita sepintas lalu.

Masih di lantai yang sama terdapat koleksi fosil, dan berbagai prasasti. Patung-patung yang sepertinya saat jaman dahulu di jadikan sesembahan oleh masyarakat setempat, melalui patung-patung ini Nadia mendapatkan gambaran konsep "berhala" yang biasa saya ceritakan kepadanya.

Beranjak di lantai kedua yang berisi mengenai kebudayaan, terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah Lampung Pesisir dan Lampung Papadun. Mulai dari proses pernikahan, kelahiran,  khitanan dan cara hidup masyarakat setempat.

Diaroma letusan gunung krakatau

Di antara lorong penghubung terdapat diaroma letusan gunung krakatau, letusannya yang begitu dahsyat, menerbangkan lonceng mercusuar yang ada di dekat gunung krakatau, membawa terbang hingga ke tengah kota Bandar Lampung. Replika Lonceng tersebut kini di letakkan di pelataran museum Lampung.




Setiap outing sebisa mungkin kami maknai sebagai salah satu proses belajar dan mengajar, Nadia belajar mengenai sejarah secara langsung dan tidak hanya sebatas buku teks ataupun cerita kami kepadanya, namun melihat dan menyentuh secara langsung apa yang selama ini hanya ada dalam imajinasinya.


"Belajarlah dari sejarah, untuk bekal perbaikan di masa depan"

Omah Sinau,  April 2017
#jurnalibupembelajar.JIP4
#TDoLM_writingchalleges
#Portofolio.FBE.Nadia
#FitrahBelajar
#day1to7days

#level3
#myfamilymyteam
#hari12
#kuliahbunsayiip

0 komentar:

Posting Komentar