Kamis, 26 Januari 2017

Tantangan#1_Hari Ketiga Aku Tak Suka Bunda Bekerja



Beberapa pekan ini aktivitas saya terasa begitu padat, beberapa tugas organisasi, beberapa PR menulis yang mendekati jatuh tempo penerbitan serta di tambah beberapa aktivitas yang menuntut harus online dan tidak jauh dari gadget (Komputer dan Notebook) terasa menyita waktu saya. Imbasnya adalah waktu saya untuk anak-anak sedikit berkurang karena beberapa aktivitas saya tersebut.

Di saat penat mengusai tubuh, di saat pekerjaan datang bertubi-tubi, di saat seperti itu biasanya akan muncul beberapa kejadian "tak biasa" karena beberapa "aktifitas kreatif" anak-anak.
Hari ini beberapa kebiasaan rutin yang berkaitan dengan anak-anak secara langsung (mis : mengantar kakak sekolah dan menemani adik bermain di pagi hari) terpaksa tidak saya tunaikan. Dan ketika kakak sampai di rumah-pun masih mendapati saya terpekur asyik di depan Laptop saya.

"Bunda, aku sedih kalau bunda kerja lagi"

Saya tersentak, seketika saya tutup laptop dan HP dari genggaman tangan saya, saya hampiri ia, sembari berusaha memberikan pelukan terhangat yang bisa saya berikan untuk menentramkan hatinya.

"Maksud kak nad, saat bunda asyik dengan laptop dan kertas-kertas ini?"

Nadia tersenyum dan mengangguk perlahan,
Namun di balik pelukan saya kepadanya, tak kuasa saya tahan air mata yang terlanjur menetes satu demi satu dari ujung mata saya.

"Kakak Nad sedih ya, baiklah kak Nad, bunda tutup laptop bunda dulu ya, bunda temani kakak dan adik bermain, setelah itu boleh kah bunda lanjutkan beberapa kewajiban bunda?"

Nadia pun mengangguk dan tersenyum, malam ini saya kembali memeluk dan memangkunya, menceritakan beberapa kisah pendek pengantar tidur serta tak lupa saya selipkan permintaan maaf padanya atas kecuekan saya hari ini padanya.

Terkadang anak-anak hanya ingin dimengerti dengan cara yang sangat sederhana, cara kakak menunjukkan sikap "protes"nya dengan beberapa kesibukan saya, saya pahami sebagai bentuk komunikasinya untuk menyalurkan rasa cemburu kepada beberapa tugas saya yang dirasanya telah "mencuri" waktu bunda untuknya.

Nak, di saat bunda perlu untuk menata hati dan emosi dengan segala pernak-perniknya, di saat yang bersamaan pula bunda harus berusaha mengelola perasaanmu. Butuh tarikan nafas yang panjang dalam membujukmu untuk merelakan sedikit waktu bunda yang tersita.
Seperti halnya hari ini, alih-alih mendiamkanmu dan tetap berkutat manja dengan semua kertas dan bahan tulisan, Bunda lebih memilih mendiamkanmu dengan menemanimu bermain, merelakan sedikit waktu di saat semua deadline bunda hadir di pelupuk mata. Pilihan yang bunda ambil dengan hati ikhlas walaupun dengan konsekuensi jam tidur bunda malam ini akan berkurang karena tertundanya beberapa pekerjaan bunda. Nak, bentuk komunikasi sederhana seperti inilah yang selalu bunda ingin tanamkan padamu, bahwa sesugguhnya komunikasi tak perlu harus disertai dengan narasi bertele-tele, cukup dengan pelukan untuk meredakan emosimu, cukup kita berkomunikasi dalam diam, namun mampu terdengar hingga ke hatimu yang terdalam.


Anakku, kelak ketika kau baca tulisan ini, kau akan memahami bahwa mengajar dan mendidik anak bukan sekedar hal yang sederhana. Ingatlah nak, ketika kau mendidik anakmu kelak bahwa tak akan ada bayaran yang seimbang dengan gaji para guru dan tenaga pendidik, kecuali dengan iringan doa tulus, maka ingatlah anakku, apapun kebaikan yang bunda dan ayana lakukan untukmu hari ini, semata-mata demi mewujudkan cita-cita keluarga kita, cita-cita agar keluarga kita menjadi keluarga yang sukses, sukses berkumpul kembali di Jannah-Nya kelak.


#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip
#puspaningdyahfc_iiplampung



0 komentar:

Posting Komentar