Sabtu, 28 Januari 2017

Tantangan#1_Hari Keempat_Aku berani ke Dokter Gigi

Beberapa anak kecil seringkali merasa takut jika mendengar kata "Dokter gigi", alih-alih mau periksa ke dokter gigi, sekedar menyebut namanya saja mungkin sudah membuat beberapa anak menjadi "jirih".

Qadarullahnya, saat ini Kak Nad terpaksa harus mengunjungi Dokter gigi di luar kunjungan rutin untuk perawatan gigi. Dua buah gigi bawah di posisi yang berdekatan dengan space untuk gigi geraham berlubang dan tumbuh polip, sehingga mengharuskan pemeriksaan yang lebih intensif.

Ini artinya menjadi suatu PR untuk Bunda dan Ayana memberikan pemahaman terhadap Kak Nad mengenai beberapa tindakan Ibu Dokter Gigi yang akan di terapkan ke Kak Nad, plus membuat Kak Nad berani mengalahkan rasa takutnya.

Family Bonding untuk menguatkan Kak Nad menjelang pemeriksaan


Dengan bekal carita dari ensiklopedia mengenai beberapa penyebab gigi berlubang, bagaimana polip bisa tumbuh di dalamnya dan bagaimana pengobatan yang harus di jalankan, di tambah support Ayana yang akan selalu berusaha mendampingi  Kak Nad ketika jadwal kontrol ke Dokter Gigi telah tiba.

Hari ini, tibalah jadwal kunjungan Kak Nad untuk memeriksa tambalan gigi sementara yang telah di pasang 1 pekan sebelumnya. Sesuai dengan janji Ayana yang mengusahakan hadir mendampingi Kak Nad, sepulang kerja Ayana bergegas menyusul kami di Dokter Gigi demi memberi support batin kepada Kak Nad.
Ayana ketika mendampingi Kak Nad di Ruang Pemeriksaan

Seperti itulah kehadiran sosok ayah menjadi penyemanat luar biasa untuk Kak Nad, matanya yang berbinar seakan menyuarakan isi hatinya bahwa ia siap meghadapi sessi pemeriksaan kali ini. Sesekali wajahnya yang meringis menandakan ada rasa sakit yang ia rasakan, namun demi melihat tatapan teduh Ayana di depannya, seketika di singkirkannnya rsakit itu, beralih dengan senyumannya kepada Ayana.

Duhai para Ayah, bentuk komunikasi penuh cinta yang bisa kau berikan untuk buah hatimu ternyata sangat sederhana, kehadiranmu, keberadaanmu, menjadi suatu bentuk komunikasi hati paling mujarab untuk mengambil hati para buah hatimu.

Sungguh tak dapat dibayangkan bagaimana jadinya negri ini, jika kehadiran para Ayah hanya bisa di rasakan dalam bentuk fasilitas materi semata. Yah Ayah? anakmu mungkin butuh dari sekedar mainan ataupun es krim dan aneka cokelat yang kamu sediakan di rumahmu, mereka butuh dirimu terjun langsung menatih mereka dengan tangan kekarmu, mereka butuh bahu bidangmu tempat mereka bisa bergelanyut dengan manja.

Jangan sia-siakan waktu mereka dengan kesibukanmu duhai para ayah, dengan kasih sayangmu, dengan sosokmu yang hadir dalam setiap momentum spesialnya akan menjadi sebuah kisah baik yang selalu terukir di memori anak-anakmu, menajadi  bekal bagi mereka agar bisa tumbuh menjadi generasi yang penuh welas asih, mereka akan mewariskan ketegasan sikapmu, namun tak lupa mereka pun akan terbentuk menjadi anak-anak yang berkepercayaan diri karena mereka telah memiliki segudang cinta untuk bekal amunisi mereka menghadapi derasnya arus pergaulan bebas yang mungkin di masa mereka dewasa menjadi puncak-puncaknya keparahan sosial dunia.

Duhai ayah, berkomunikasilah dengan para buah hatimu, tinggalkanlah gadgetmu sementara waktu saat kau berada di rumah, "bersamailah" mereka dengan sebaik-baiknya kebersamaan.

Agar kelak, tak kau sesali masa yang sudah terlewat.

Terimakasih Ayana, tindakan dan semua yang kau berikan untuk kami yang mengajarkan kepada kami, ada begitu banyak cara untuk mengungkapkan rasa cinta, ada banyak cara untuk menguatkan cinta, bahan dengan cara yang paling sederhana, lewat kata-kata sederhanamu, lewat kebijakanmu dalam memandang sesuatu, lewat tatapan teduhmu yang mampu menyakini kami, bahwa selamanya kami akan selalu menjadi wanita-wanitamu.






#hari4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip
#puspaningdyahfc_iiplampung


0 komentar:

Posting Komentar