Selasa, 07 Mei 2019

Cerdas Finansial Menjadi Caraku Mandiri Dalam Keuangan

Seberapa penting sih ngajarin anak untuk tau dan mengerti tentang uang di saat usia dini? Bukannya mereka belum bisa ngebadain ya mana uang pecahan besar atau kecil? Wong baca aja belum jelas, apalagi berhitung?


Kalau kami sih geng orangtua yang peduli untuk memberikan edukasi perihal keuangan sedini mungkin kepada duo jenderal. Banyak masalah keuangan yang di hadapi para orang dewasa bukan karena minimnya penghasilan yang di dapat, melainkan karena belum mampu mengelola keuangan dengan tepat, yang mana salah satu pemicunya adalah belum di biasakan sedari kecil untuk mengelola uang dengan cara yang benar.


Konsep mengenal uang yang kami berlakukan untuk duo jenderal tercakup pada empat hal utama, yaitu :

  1. Bahwa kita butuh uang untuk mendapatkan suatu barang (dengan cara membelinya)
  2. Kita perlu bekerja dan sedikit bersusah payah untuk bisa mendapatkan uang
  3. Tidak ada "seketika" dalam mendapatkan sesuatu, perlu waktu dan kerja keras
  4. Anak-anak perlu di beri pemahaman dan pembeda antara "kebutuhan" dan "keinginan"

Terkadang kami harus bertindak tega dengan menunda apa yang menjadi kesenangan mereka. Pemahaman sederhana tentang konsep "keinginan" dan "kebutuhan" menjadi sebuah praktik yang terjadi setiap harinya. Seperti contoh saat kita makan bersama di rumah adalah sebuah kebutuhan, sedangkan makan di restoran adalah sebuah "keinginan".





Terlebih untuk Kak Nad yang mulai bisa mendapat penghasilan dari bisnis Pudding yang di kelola secara amatiran. Bagaimana modal kerja yang di dapat, bisa berputar untuk mebiayai produksi selanjutnya termasuk di sisihkan untuk sedekah dan tabungan.




Setelah di rasa beberapa tabungan Kak Nad dan Adek Yeza mulai terasa berat, akhirnya di putuskan untuk membongkar dua celengan dari beberapa celengan yang dimiliki mereka. Memisahkan berbagai pecahan uang rupiah berdasar jenis, nominal dan tahun emisi (hahahaha kalau point terakhir ini mah karena ketularan ayana yang begitu memperhatikan dengan detail setiap rupiah yang jatuh ke tangannya 🤣), menghitung dan menjumlah semua perolehan yang di dapat dari dua celengan yang berhasil di bongkar.




Hingga kemudian kami tawarkan untuk menyimpan tabungan mereka di bank umum. Berbekal informasi digital dan berbagai referensi akhirnya kami putuskan untu menabung di bank syariah. Dan di hari ini berangkatlah kami bertiga menuju bank syariah yang letaknya tak jauh dari kediaman kami. Setelah segala persyaratan lengkap, akhirnya terbit juga sebuah buku tabungan dan sebuah kartu ATM atas nama Kak Nad. Di mana buku tabungan ini akan secara rutin di isi dengan keuntungan hasil bisnis Kak Nad maupun rezeki lain yang di dapat oleh para duo Jenderal.



Bandar Lampung, 07 Mei 2019
Puspaning Dyah, Catatan Bunda Pembelajar

0 komentar:

Posting Komentar