Sabtu, 15 Juli 2017

Renungan Pendidikan#2*

*Renungan Pendidikan #2*



-Ust. Harry Santosa-

Sesungguhnya masa mendidik anak kita tidaklah lama, itu hanya berlangsung sampai usia  AqilBaligh (usia 14-15 tahun). Sebuah masa yang singkat, masa yang cuma seperempat dari usia kita – orangtuanya – jika Allah berikan jatah 60 tahun.

Padahal anak-anak dan keturunan yang sholeh akan menjamin kebahagiaan akhirat kita dalam
masa yang tiada berbatas.

Lalu mengapa amanah terindah ini kita sia siakan dengan mengirim
mereka ke lembaga, ke asrama, ke sekolah dll sebelum masa aqilbaligh mereka tiba.

Jika demikian, lalu apa yang ada dalam benak kita tentang amanah terindah dan kesempatan untuk kekal bahagia di akhirat nanti?Jika demikian, lalu apa yang kita akan jawab di hadapan Allah SWT tentang pendidikan mereka?Apakah lembaga, asrama dan sekolah akan dimintai tanggungjawab di akhirat kelak?

Jika demikian masihkah kita berharap syurga dari doa-doa anak-anak kita, padahal mereka  dititipkan kepada pihak ketiga yang tidak dimintai tanggungjawab sedikitpun dan diragukan  doanya dikabulkan?

Bukankah ketika usia mereka dititipkan itu masih menjadi tanggungjawab kita?

Bukankah doa yang dipanjatkan oleh orang-orang seiman yang bertalian darah akan lebih
diterima Allah SWT?

Setiap yang beriman kepada AlQuran pasti tahu jawabannya. Bahkan memelihara anak  yatimpun sebaiknya dalam dekapan keluarga yang utuh bukan cuma disantuni, apalagi anak  kandung yang jelas menjadi tanggungjawab penuh kedua orangtuanya.

Lihatlah wajah teduh anak-anak kita ketika mereka terlelap, beberapa tahun ke depan wajah2 ini akan berubah menjadi wajah orang dewasa yang setara dengan kita, lalu kita tidak punya lagi kesempatan memperbaiki karakter yang sdh terbentuk, apalagi menyempurnakan akhlak
mereka.

Lalu apa yang kita jawab dihadapan Allah SWT atas karakter-karakter yang sudah terbentuk tadi?

Apakah kita mampu berlepas tangan dari tanggungjawab kita di akhirat?

Ayah Bunda, mari kita didik anak-anak kita dengan tangan, hati, mata, telinga, lisan kita sendiri.

*Membangun Home Education bukanlah pilihan,* namun kewajiban setiap orangtua yang
beriman, itu tidak,memerlukan penjelasan dan pembuktian lagi.

Pada galibnya anak-anak kita akan hidup lebih lama dari kita, walau bisa saja mereka  mendahului kita dipanggil Sang Khalik.

Dalam menjalani masa depannya nanti – yang tanpa  kehadiran kita – anak-anak kita akan mengenang kita.

Anak-anak kita memerlukan kenangan2 yang memunculkan kesan2 dan imaji2 yang baik, positif, tulus, penuh cinta dan utuh tentang masa lalu mereka bersama kedua orangtuanya, itu  semua agar mereka kuat menghadapi masa sendiri ketika mereka kelak dewasa.

Dan itu hanya diperoleh pada masa yang singkat 15 tahun pertama dalam kehidupannya, yang diberikan oleh orangtuanya dengan tulus dan ikhlash yang tak tergantikan oleh siapapun.

Salam Pendidikan Peradaban

#pendidikanberbasispotensi dan akhlak

0 komentar:

Posting Komentar