Jumat, 28 Juli 2017

Bekal Cinta dari Emak

Ada yang menelisik hati saya hari ini di saat seorang sahabat karib membuat postingan di akun media sosialnya pagi ini dan beliau menyebut saya di dalam status beliau. Pernyataan beliau mengenai kegundahan, kesedihan dan rintihan hatinya (tsaaah emak mulai lebayπŸ˜…) karena tak punya banyak waktu menyiapkan bekal makan untuk anandanya yang bersekolah.

Hihihihihi jujur saya bingung bagaimana harus berkomentar atau menjawab kegundahan hati beliau, karena saya sendiri tidak tahu harus menjawab dari sisi yang mana, dalam hal memasak, mengolah menu atau manajemen waktu dalam mempersiapkan menu bekal untuk Kak Nad setiap paginya.

Saya akan mulai berangkat dari alasan utama mempersiapkan bekal bento untuk Kak Nad setiap paginya sebagai bekal snack time maupun makan siang di sekolah formal tempat Kak Nad belajar. Well, alasan utamanya lebih karena Kak Nad termasuk golongan Picky Eater (sila googling untuk lebih faham apa itu PEπŸ˜€ atau suatu saat kelak akan saya coba tuliskan seberapa besar derajat PE Kak Nad selama saya membersamainya ya 😘) hihihii... Bermula dari PE-nya lah maka saya harus selektif dalam menyajikan menu makanan, karena kalau saya tidak jeli dan cermat menyiapkan bekal untuknya bisa-bisa setiap saat doi bakalan nangkring di kantin sekolah dan hanya akan mengonsumsi jajanan instan (pabrikan, mis : chiki, cokelat, wafer dkk). Hihihihi plus biar emak gak jadi golongan KUHP (Kasih uang Habis Perkara πŸ˜€) Karena itulah saya berusaha membuat bekal Nadia semenarik mungkin, seenak mungkin, dan senyaman mungkin di dalam jangkauan matanyaπŸ˜πŸ˜‚




Lalu bagaimana manajemen waktu saya dalam menyiapkan semua menu masakan Nadia? Kuncinya adalah pada ketrampilan dan kekuatan seorang emak memberdayakan seluruh waktu dan sumber daya yang ada (emak lagi curi start belajar jadi Bunda CekatanπŸ˜‰πŸ˜€). Sebisa mungkin saya menyusun menu makan pagi dan siang (karena makan malam biasanya asal ndadak apa bahan apa saja yang ada di kulkas atau bisa jadi hanya dengan asupan jus sayur atau salad raw food untuk kaum dewasa di rumah, harap maklum karena emak salah satu penganut mahzab Food Combing😁).

Setelah menyusun menu, ketahuan kan bahan-bahan apa saja yang kita butuhkan selama seminggu ke depan, mulai dari sayur mayur, buah (yang selalu wajib ada setiap paginya, karena emak dan ayana masih setia sarapan buah setiap pagi hingga menjelang makan siang), protein nabati maupun hewani, bumbu dapur dsb.


Hari Sabtu/Minggu saya manfaatkan untuk berbelanja di pasar tradisional, di pagi hari itulah harinya bunda free time dari anak-anak, ayana bertugas menjaga dan mengasuh kiddos selama bunda menyiangi sayur, mengolah protein hewani (ungkep ayam, membuat kaldu, presto daging, mengolah daging menjadi bentuk lain - nugget, bakso, mpek-mpek, otak-otak, siomay, dll-) serta tak lupa membuat bunbu dasar.


Sayur mayur dan protein nabati/hewani di susun sesuai dengan hari akan di olah, biasanya saya akan mengawali minggu dengan sayuran segar yang lebih cepat layu (bayam, kangkung, sawi, dan sejenisnya), di lanjut dengan sayuran yang mampu bertahan lama di lemari pendingin (wortel, kacang panjang, brokoli dan sebangsanya). Begitu pula dengan Freezer, ayam yang telah di ungkep di bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah akan di olah (misal dalam satu plastik berisi 4-5 potong ayam untuk satu kali goreng/bakar) demikian pula untuk jenis protein hewani olahan, sehingga memudahkan pada saat proses thawing.

Lalu bagaimana saya bisa menyiapkan menu makan siang komplit untuk Nadia di pagi hari? Kuncinya ada pada manajemen waktu emak, saya biasakan sebelum tidur mengecek bahan yang akan saya oleh esok paginya (beberapa bumbu dasar sudah berjejer rapi di dalam lemari pendingin), thawing protein hewani agar saat di olah esok pagi daging dalam keadaan siap olah.

Karena sudah ber-azzam menyiapkan sendiri bekal makan Nadia demi mengurangi jatah jajan Nad di sekolahnya, saya merelakan diri bangun sebelum subuh (dan pastinya jadwal shalat Tahajud menjadi semakin tertata karena alasan ini😍), dengan segala persiapan sebelumnya proses masakpun di jamin tidak akan memakan waktu lama. Waktu yang saya habiskan untuk mengolah sarapan dan makan siang biasanya tak lebih dari satu jam, itupun bisa di selingi dengan jadwal bermanja dengan sapu, murojaah hafalan, menyiapkan seragam Ayana dan Nadia dan pernak-pernik khas emak-emak lainnya.


Jadi sebetulnya tidak akan ada hal sulit dalam menyiapkan bekal anak-anak. Bukan masalah seorang Working Mom (WM) atau Stay At Home Mom (SAHM), namun pada azzam seorang bunda yang ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya.


Misalnya hanya mampu menyipkan bekal berupa nasi dengan lauk telur dadar ataupun ayam goreng, syukurilah hal tersebut, karena mungkin ada banyak lagi para bunda yang tidak mampu menyiapkan bekal istimewa tersebut, pun misalnya ada bunda yang sama sekali tak sanggup menyiapkan bekal dan menyerahkan urusan ini pada jasa catering sekolah, bersyukurlah karena Allah masih memampukan para bunda membelikan yang terbaik untuk ananda tercinta dna berbagi rizki dengan para petugas catering sekolah.

Maaaaaak? Emak kece yang saat ini memilih berkarya di luar rumah sebagai seorang WM, yakinlah ada banyak hal baik yang mungkin tidak bisa di miliki pada emak-emak SAHM, ada berjuta cita-cita yang di tahan oleh para emak SAHM demi peran domestik yang dipilihnya saat ini. Dan duhai kawan-kawan seperjuanganku bersemangat selalulah berkarya dari ramah domestikmu saat ini, karena tidak ada peran yang salah atau tidak pas, yang salah itu jika emak sama sekali tidak memilih di peran mana kalian hendak berkarya.


Tulisan ini pun di ketik di sela-sela persiapan Sedekah Jumat Osin Family (Omah Sinau Listiyono Family) memaksimalkan waktu yang dimiliki emak πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜‚πŸ˜‚

 Sekilas iklan jadi mak yuuuk yang mau berpartisipasi bareng sama emaknya Kak Nad memberikan sedekah nasi setiap hari Jumat bisa koq gabung, dengan ikhlas hati kami menerima, karena sedikit dari kita bisa berarti banyak bagi mereka yang menantikan 😍

Kloter kedua nasi kotak yang siap diserahkan kepada yang berhak menerima






Bandar Lampung, 28 Juli 2017
Puspaning Dyah, menulis bukan untuk mengundang perdebatan

2 komentar:

  1. Masya Allah programnya keren bangets. The Power of Emak itu kece bingits ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mbak, semoga di permudah oleh Allah 😍

      Hapus