Senin, 28 Oktober 2019

Terimakasih Nak, Aku Bersyukur Pada-Nya



Sudahkah anda bersyukur hari ini? Atas sekecil apapun karunia yang Gusti Allah hadiahkan pada kita? 😄


Kenapa saya katakan demikian? Karena kurang bersyukur akan menghambat kebahagiaan datang dan menghampiri kita. Tak jarang hanya bersyukur pada hal kecil justru itulah yang akan menjadi kutub penarik banyak rizki dan kebahagiaan yang lainnya.

Besyukurlah saat mendapati telur gosong yang cenderung asin tersaji di atas meja makan kita, artinya kita masih diberi kesempatan untuk memanjakan dan mengenyangkan perut kita. Bersyukur karena hujan deras sepanjang hari, karena bisa jadi hujan inilah yang amat dirindukan para petani yang lahannya mulai kering dan tandus. Serta banyak syukur yang lainnya, bahkan saya sering mengatakan pada Duo Jenderal, bahwa kita tak butuh banyak alasan yang merepotkan hanya untuk bersyukur.



Hari ini saat malam tiba, saat anak-anak kembali keperaduan, mengamati dengan seksama wajah damai mereka, lantunan doa menjulang ke langit bersama belaian lembut untuk mereka.

Terimakasih Kak Nad, yang tak pernah menyimpan rahasia apapun dari ibumu, terimakasih atas celotehanmu tentang perilaku tak menyenangkan yang kau dapatkan hari ini dari teman sekelasmu, terimakasih guru kehidupanku setelah isak tangis yang mengkonduksi segala rasa tak nyaman yang kau pendam masih terlontar maafmu untuk mereka yang menyakitimu dan tak nampak jejak amarah ataupun dendam dari sinar matamu. Nak, sungguh emakmu ini banyak belajar dari lapangnya hatimu menerima banyak perbedaan.

Sang pemaaf, sang lapang dada, sang periang, sang pencetus ide aaah Kak Nad banyak sekali julukanmu nak dan masih akan banyak stempel baik yang meletak kuat pada dirimu

Matur Nuwun Dek Yeza, bunda sangat bersyukur engkau sanggup menjadi lelaki mandiri pelindung kakak dan ibumu. Walaupun sifat pemalu masih dominan saat kau ada di sekolah formalmu, walaupun engkau masih kesulitan untuk berbaur dengan mereka, tapi senyuman tak pernah luntur dari wajahmu, bisikan mesramu di saat kuantar dan kujemput dirimu terngiang selalu setiap hari, "Bund, adek sayang Bunda",... Bisikan yang sama namun tak bosan untuk kudengar.



Sang penyayang, seorang yang selalu fokus dengan apa yang ada didepanmu, seorang " Berpola" yang akan kaget saat pola yang kau bentuk menjadi tak beraturan. Yaa itulah dirimu anakku. Engkau yang bekerja dengan mengikuti pola, memastikan segalanya rapih dan sesuai dengan jalur yang semestinya. Seorang calon "Restorative" yang budiman. Julukan itulah yang mungkin melekat pada sosok mungil, Sang Jenderal Bungsu.

Yeza dan aktivitas meronce manik untuk dibuat menjadi gelang

Buah karya Yeza untuk Bunda

Hei Nak, mari kita tutup hari ini dengan sekali lagi ucapan syukur, terimakasih nak, mengizinkan aku si wanita tak bisa apa-apa ini, untuk menjadi Ibu bagi kalian yang luar biasa.




Pematang Siantar, 28 Oktober 2019
Puspaning Dyah, sumpah saya bukan pemuda, saya hanya seorang pemudi


0 komentar:

Posting Komentar