Senin, 11 September 2017

Indonesia Darurat Stunting


“Prasaan anakku makan terus tapi koq tetep kurus ya???”

“Anakku badannya uda gempal nih padahal jarang makan lho, cuman minum susu aja...”

“Duh anakku koq pendek ya? Apa karna Bapak sama Emaknya juga gak tinggi-tinggi amat ya?”



Itulah kadang beberapa obrolan khas emak-emak kekinian yang seringkali terdengar saat mereka “rapat bersama”. Apakah benar yang keluhkan mereka? Ataukah sebenarnya keluhan tersebut menjadi gerbang awal suatu kerisauan yang berkelanjutan?

Nah Mak? Pernah gak mak ngedenger kata “STUNTING”

Satu hal yang bisa jadi akan merisaukan emak-emak (semacam saya) adalah ketika ananda tervonis STUNTING. What? Stunting. Makanan apa pula itu, koq kedengarannya syerem banget sih? Hahahaa jujur emak juga agak parno sih kalau denger kata tersebut, karena sedikit banyak emak pernah berurusan dengan “hal menyeramkan tersebut”

Nah di sinilah mak saat ini, belajar bareng para Blogger Lampung untuk tahu sekelumit tentang Stunting di acara "FLASH BLOGGING, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam Penurunan Prevalensi Stunting, yang di selenggarakan oleh Kominfo RI di Hotel Novotel Lampung
Giat Mak hari ini



Menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia adalah negara dengan angka Stunting yang cukup tinggi, hingga berada di urutan ke-lima jumlah anak dengan kondisi Stunting. Statistik berbicara Provinsi Sumatera Selatan dan Bali adalah dua Provinsi di Indonesia dengan angka Stunting paling minimal di bandingkan wilayah yang lain. So Kemana provinsi-provinsi yang lain???  Seberapa worry sih sama si Stunting ini? Jujur emak pernah berada dalam kondisi di mana emak sangat khawatir  pada kondisi Kak Nad di usianya 12 bulan, saat itu Kak Nad di vonis oleh Dokter Gizi sebagai anak yang gagal tumbuh terlihat dari Growt Chart Kak Nad yang tidak menunjukkan hasil menggembirakan setelah melalui observasi  kurang lebih 3 bulan. 

Oke, sekarang emak mau membahas secara etimologi apa itu Stunting. Di kutip dari Kompas.com, Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai  kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Yes di usia 12 bulan Kak Nad menunjukkan angka pertumbuhan yang tidak terlalu mencerahkan dan sesuai dengan pakem dari Kurva pertumbuhan yang WHO maupun IDAI rilis. Salah satu faktornya adalah adanya indikasi ADB akibat minimnya asupan zat besi Kak Nad di usianya saat itu.

Jujur emak akui, di masa kehamilan emak tidak terlalu memperhatikan kecukupan gizi emak di tunjang tri semester pertama yang cenderung mengalami mual dahsyat, rupanya hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab vonis “Gagal Tumbuh” dari Dokter Gizi Kak Nad saat itu, tentunya di luar banyak faktor yang berpengaruh. Seperti hal yang di aminkan oleh Dr. Marina, Kasudit Penanggulangan Masalah Gizi Kemenkes RI, perhatikan kondisi gizi dan kesehatan Ibu Hamil, serta tak lupa pantau terus 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) untuk meminimalisir resiko stunting pada bayi baru lahir.


Dr. Marina, Narasumber acara hari ini tengah menularkan ilmunya kepada peserta

Huuuaaaa beneran lho emak jadi prihatin banget sama kondisi Indonesia dari angka statistik yang dipaparkan oleh Narasumber di atas, dalam hati mah emak jadi bergumam, kalau beneran nih survey di angka tersebut valid, ini mah namanya Indonesia berada di grade waspada STUNTING euy, misalnya aja nih dari 7juta sekian anak Indonesia menderita Stunting, itu artinya sekitar 37% anak Indonesia masih membutuhkan perhatian ekstra karena mereka tidak tumbuh dengan baik.

Bisa jadi nih (just in Emak opinion aja ya) masih banyak orang awam yang menganggap Stunting hanya sebagai permasalahan genetik dan bukan masuk kawasan determinan primer (misalnya seputar anggapan stunting hanya berputar di tinggi badan anak)... aaaawwwwkkkk... please yuuk emak-emak kece kita segera melek, Stunting not just about as simple like that, Stunting bukan lagi jadi isu yang sederhana lho, doi gak cuman bakalan merugikan pertumbuhan fisik dan kognitif, tapi juga kesehatan anak di masa mendatang lebih lanjut akan berdampak pada produktifitasnya di usia remaja dan dewasa. Mereka anak-anak bangsa lho, di tangan merekalah estafet kepemimpinan terletak. Karena setiap anak terlahir Istimewa, maka berikanlah hal-hal “istimewa untuk setiap tumbuh kembangnya.


Mak Kece lagi khusyuk buat review


So, yuuk antum-antum yang udah ngrasa jadi orang tua, mulai yuuk kita perhatikan asupan gizi yang masuk di tubuh buah hati kita. Karena banyaknya makanan bukanlah menjadi tolak ukur untuk menilai anak tersebut sehat atau tidak, namun kecukupan gizi dan higienitas nutrisi yang kita berikanlah yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

Sebagaimana anak-anak adalah peniru yang ulung, maka tularkan hanya hal-hal baik saja untuk mereka, karena dari kita mereka akan belajar mengenai integritas, baik apa yang kita katakan, lakukan  maupun katakan dan lakukan. Kebiasaan baik, healthy live style yang kita ajarkan bisa jadi akan menular kepada mereka, maka mulai dari hari ini, mulailah hanya kebiasaan yang baik untuk bekal di kehidupan mereka mendatang. Tak kalah pentingnya adalah asupan gizi para Ibu Hamil dan Menyusui, kondisi psikologis ibu hamil akan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Jagalah ibu hamil di sekitar kita, bahagiakan mereka dan mudahkanlah urusannya. Karena Ibu  yang bahagia akan melahirkan anak-anak yang bahagia, sehat secara raga dan jiwa

Mak  kece lagi di bidik kamera paparazzi :)
cerita selanjutnya nantikan segera di kamar emak ya 😉

Bahagiakan Ibu Hamil, sebagaimana kau membuat bahagia pacarmu #LHOLHA



Satu suara untuk Indonesia yang lebih sehat dan bahagia

Bandar Lampung, 12 September 2017

Puspaning Dyah, emak yang hari ini belajar, lagi dan lagi, hingga nanti tanpa henti


0 komentar:

Posting Komentar