“Prasaan anakku makan terus tapi koq tetep
kurus ya???”
“Anakku badannya uda gempal nih padahal jarang
makan lho, cuman minum susu aja...”
“Duh anakku koq pendek ya? Apa karna Bapak
sama Emaknya juga gak tinggi-tinggi amat ya?”
Itulah kadang beberapa obrolan khas emak-emak
kekinian yang seringkali terdengar saat mereka “rapat bersama”. Apakah benar
yang keluhkan mereka? Ataukah sebenarnya keluhan tersebut menjadi gerbang awal
suatu kerisauan yang berkelanjutan?
Nah Mak? Pernah gak mak ngedenger kata “STUNTING”
Satu hal yang bisa jadi akan merisaukan
emak-emak (semacam saya) adalah ketika ananda tervonis STUNTING. What? Stunting. Makanan apa pula itu, koq kedengarannya
syerem banget sih? Hahahaa jujur emak juga agak parno sih kalau denger kata
tersebut, karena sedikit banyak emak pernah berurusan dengan “hal menyeramkan
tersebut”
Nah di sinilah mak saat ini, belajar bareng para Blogger Lampung untuk tahu sekelumit tentang Stunting di acara "FLASH BLOGGING, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam Penurunan Prevalensi Stunting, yang di selenggarakan oleh Kominfo RI di Hotel Novotel Lampung
Giat Mak hari ini |
Menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia
adalah negara dengan angka Stunting yang cukup tinggi, hingga berada di urutan
ke-lima jumlah anak dengan kondisi Stunting.
Statistik berbicara Provinsi Sumatera Selatan dan Bali adalah dua Provinsi di
Indonesia dengan angka Stunting paling minimal di bandingkan wilayah yang lain.
So Kemana provinsi-provinsi yang lain??? Seberapa worry sih sama si Stunting ini? Jujur
emak pernah berada dalam kondisi di mana emak sangat khawatir pada kondisi Kak Nad di usianya 12 bulan,
saat itu Kak Nad di vonis oleh Dokter Gizi sebagai anak yang gagal tumbuh
terlihat dari Growt Chart Kak Nad yang tidak menunjukkan hasil menggembirakan
setelah melalui observasi kurang lebih 3
bulan.
Oke, sekarang emak mau membahas secara
etimologi apa itu Stunting. Di kutip dari Kompas.com,
Stunting
adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Yes di usia 12 bulan
Kak Nad menunjukkan angka pertumbuhan yang tidak terlalu mencerahkan dan sesuai
dengan pakem dari Kurva pertumbuhan yang WHO maupun IDAI rilis. Salah satu
faktornya adalah adanya indikasi ADB akibat minimnya asupan zat besi Kak Nad di
usianya saat itu.
Jujur emak akui, di masa kehamilan emak tidak
terlalu memperhatikan kecukupan gizi emak di tunjang tri semester pertama yang
cenderung mengalami mual dahsyat, rupanya hal tersebut menjadi salah satu
faktor penyebab vonis “Gagal Tumbuh”
dari Dokter Gizi Kak Nad saat itu, tentunya di luar banyak faktor yang
berpengaruh. Seperti hal yang di aminkan oleh Dr. Marina, Kasudit Penanggulangan Masalah Gizi Kemenkes RI, perhatikan
kondisi gizi dan kesehatan Ibu Hamil, serta tak lupa pantau terus 1000 HPK
(Hari Pertama Kehidupan) untuk meminimalisir resiko stunting pada bayi baru
lahir.
Dr. Marina, Narasumber acara hari ini tengah menularkan ilmunya kepada peserta |
Huuuaaaa beneran lho emak jadi prihatin banget
sama kondisi Indonesia dari angka statistik yang dipaparkan oleh Narasumber di
atas, dalam hati mah emak jadi bergumam, kalau beneran nih survey di angka
tersebut valid, ini mah namanya Indonesia berada di grade waspada STUNTING euy,
misalnya aja nih dari 7juta sekian anak Indonesia menderita Stunting, itu
artinya sekitar 37% anak Indonesia masih membutuhkan perhatian ekstra karena
mereka tidak tumbuh dengan baik.
Bisa jadi nih (just in Emak opinion aja ya)
masih banyak orang awam yang menganggap Stunting hanya sebagai permasalahan genetik dan
bukan masuk kawasan determinan primer (misalnya seputar anggapan stunting hanya
berputar di tinggi badan anak)... aaaawwwwkkkk... please yuuk emak-emak kece
kita segera melek, Stunting not just about as simple like that, Stunting bukan
lagi jadi isu yang sederhana lho, doi gak cuman bakalan merugikan pertumbuhan
fisik dan kognitif, tapi juga kesehatan anak di masa mendatang lebih lanjut
akan berdampak pada produktifitasnya di usia remaja dan dewasa. Mereka anak-anak
bangsa lho, di tangan merekalah estafet kepemimpinan terletak. Karena setiap
anak terlahir Istimewa, maka berikanlah hal-hal “istimewa untuk setiap tumbuh
kembangnya.
Mak Kece lagi khusyuk buat review |
So, yuuk antum-antum yang udah ngrasa jadi
orang tua, mulai yuuk kita perhatikan asupan gizi yang masuk di tubuh buah hati
kita. Karena banyaknya makanan bukanlah menjadi tolak ukur untuk menilai anak
tersebut sehat atau tidak, namun kecukupan gizi dan higienitas nutrisi yang
kita berikanlah yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
Sebagaimana anak-anak adalah peniru yang
ulung, maka tularkan hanya hal-hal baik saja untuk mereka, karena dari kita
mereka akan belajar mengenai integritas, baik apa yang kita katakan,
lakukan maupun katakan dan lakukan. Kebiasaan
baik, healthy live style yang kita ajarkan bisa jadi akan menular kepada
mereka, maka mulai dari hari ini, mulailah hanya kebiasaan yang baik untuk
bekal di kehidupan mereka mendatang. Tak kalah pentingnya adalah asupan gizi
para Ibu Hamil dan Menyusui, kondisi psikologis ibu hamil akan sangat
berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Jagalah ibu hamil di sekitar kita,
bahagiakan mereka dan mudahkanlah urusannya. Karena Ibu yang bahagia akan melahirkan anak-anak yang
bahagia, sehat secara raga dan jiwa
Bahagiakan Ibu Hamil, sebagaimana kau membuat
bahagia pacarmu #LHOLHA
Satu suara untuk Indonesia yang lebih sehat
dan bahagia
Bandar Lampung, 12 September 2017
Puspaning Dyah, emak yang hari ini belajar,
lagi dan lagi, hingga nanti tanpa henti
0 komentar:
Posting Komentar