Rabu, 04 Desember 2019

Rizkiku terbentang luas



Ada beberapa pembahasan menarik saat sesi curhat bersama duo jenderal sore ini. Kalimat pembuka dicetus oleh ocehan Kak Nad saat ia mengatakan,

"Bund, kata temen aku, aku tuh orang kaya, emang bener ya bund kalau kita tuh orang kaya?"

Emak tarik nafas, rileks daaaaaaaan bersiap untuk,
Ambil cemilan.... Wekawekaweka...

Gak dong, bersiap untuk mencari padanan rangkaian kalimat nan indah sebagai tanggapan atas pernyataan jenderal sulung.

Sesi halaqoh bada shalat maghrib kami dibukalah 😃
Saya mencoba membalikkan pertanyaan Kak Nad dengan bertanya kembali padanya,

"Emangnya kaya itu yang kayak gimana sih kak?"
"Hemmm... Yang punya banyak uang, punya mobil bagus, trus bisa beli apa aja bund", jawab sang anak gadis

"Trus kalau definisinya kayak gitu, menurut kakak kita sekarang uda kaya belum kak?" Tanyaku kembali

"Ya harusnya sih udah bund, kan kita uda punya mobil, ayah punya kerjaan pastinya tiyap bulan ayah dapat gaji kan bund, artinya kan Ayah punya uang kan bund, uangnya bisa di pake beli apa aja kebutuhan kita", jawabmu kembali

Ya nak asumsimu memang betul, tapi ada beberapa hal yang perlu kita kuatkan terkait konsep harta versimu sayangku. Tak apa belum terlambat, karena bundamupun masih belajar koq Nak.

Nasihat lama berbunyi,
"Rezeki itu bukan sekedar uang, teman yang baik adalah Rezeki dari Allah".

Ar-Rahmah dan Ar-Rahim menjadi dua asma Allah yang disebut di awal surat maupun bacaan Hamdallah disetiap dzikir kita. Makna yang sangat dalam, menunjukkan luasnya kuasa Allah dalam mencurahkan segenap sayang, kasih dan cintaNya pada makhluk-makhluk-Nya. Seekor semut di dasar sumur saja sudah dijamin Allah rizkinya, bagaimana dengan kita manusia yang bisa berikhtiar segenap tenaga, pastinya Allah akan tetap mencukupkan rezeki kita. Walau kadang bisa jadi manusianya saja yang kurang peka memaknai konsep rezeki yang Allah titipkan pada kita.


Belanjakanlan rezeki yang Allah berikan dengan cara yang bijak, penuhi hak orang lain dalam setiap harta yang kita miliki dalam saluran sedekah maupun zakat dan infak kepada golongan yang berhak menerima.

Karena sebuah hadist dari HR Bukhari menyebutkan,

"Bisa jadi sedekahmu dibalas oleh Allah dengan seorang teman yang baik"

"Perumpamaan teman yang shalih dengan yang buruk itu seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Berteman dengan penjual minyak wangi membuatmu harum karena kamu dapat membeli dari mereka atau sekurang-kurangnya mencium bau wanginya. Sementara berteman dengan pandai besi akan membakar tangan dan kakimu atau kamu hanya akan mendapatkan bau tak sedap"

Maka semakin banyak kita bersedekah dari harta kita maka sebetulnya saat itu kita tengah dalam usaha mengkayakan diri kita.

Sesi diskusi yang menyenangkan bersama duo jenderal dan membahagiakan sekali saat mereka menjadikan kami orangtuanya sebagai sumber pertama mendapatkan informasi sehingga bersama kami mencoba memaknasi hikmah dari banyaknya rahasia yang Allah hadiahkan pada kita.

0 komentar:

Posting Komentar