Minggu, 26 Januari 2020

Mawar dan Durinya





"Ayo Ibu tendang bolanya kearahku", pekik gembira kunci sang kelinci kecil
"Nak, Ibu lelah cobalah bermain bersama ayahmu", jawab ibu Kunci
" Baiklah Bu, akan ku cari ayah di halaman", jawab Kunci

Kunci bergegas menuju halaman depan rumah untuk mencari ayah.
"Ayah, ayolah bermain bola bersamaku", pinta Kunci pada Ayah
" Maaf Musti, sepertinya Ayah tak bisa menemanimu, bagaimana jika kau membantu Ayah meninjau taman bunga kita?", jawab Ayah
"Wagh pasti akan menjadi kegiatan yang seru dan menyenangkan, baiklah Yah akan kubantu Ayah".

Seringnya membantu Ayah dengan segala urusan kebun, membuat Kunci hafal hampir sebagian bunga yang ada di taman bunga. Dengan siulan yang gembira, Kunci memulai menyiram bunga mawar, salah satu bunga kesayangan Ibu.

"Br...br...br... Dingin sekali air ini", gumam bu Landak yang tak sengaja tersiram air oleh Kunci
" Maafkan aku Bu Landak, aku tak tahu ada engkau yang tengah tertidur di antara bunga mawar ini", ujar Kunci dengan perasaan menyesal.
"Tak mengapa Kunci, bukan salahmu jika kau tak melihat aku di antara semak-semak, lagipula aku senang dengan guyuran air dinginmu", jawab Bu Landak

" Bunga mawar ini sangat cantik, aku ingin memetiknya dan memberikan pada Ibu, pasti ia akan sangat senang menerima bunga ini", lirih Kunci pada Bu Landak
"Jika kau ingin memetik bunga mawar ini, Kau harus meminta pertolongan ayahmu atau orang dewasa lainnya Kunci, karena mawar ini memiliki duri yang setajam duri-duri di tubuhku ini", timpal Bu Landak
"Baiklah, akan ku panggilkan Ayah untuk membantuku mengambil beberapa tangkai mawar, terima kasih Bu Landak atas nasihatmu", jawab Musti dengan senyum manisnya.

0 komentar:

Posting Komentar