Selasa, 05 Desember 2017

Dongeng Klepi dan Klana





Memasuki hari ke-enam tantangan Grab youre imagination di kelas bunda sayang IIP, dengan sedikit meler efek virus common cold, memaksakan diri harus sehat segera mengingat rumah harus segera di rapihkan, sayur yang perlu di olah, perut yang perlu di isi dengan masakan matang, terlebih ada dua buah hati yang menanti dengan harap cerita-cerita pengantar tidur mereka.

Masih dengan kepala agak nyut-nyutan sembari menemani Kak Nad belajar mempersiapkan UASnya esok yang masuk hari terakhir dengan mata pelajaran yang diujikan adalah Saints dan Religion. Kak Nad terlihat sedikit tidak antusias karena mata pelajaran ujia esok, bukanlah mata pelajaran favoritnya, dan Kak Nad sementara tergolong lemah untuk hafalan hadits maupun surat pendek.

Teringat dengan materi Saints yang tengah di pelajari Kak Nad di sekolah formalnya tentang pohon kelapa, tercetuslah ide untuk menjadikan kelapa sebagai tokoh utama dongeng saya malam ini bersama anak-anak.

Alkisah hiduplah seorang anak lelaki bernama Klepi, hidup di tengah keluarga sederhana, Ayah Klep, Pak Klatu namanya adalah seorang tetua adat yang cukup di segani di kampung Klana. Klepi memiliki adik perempuan bernama Klenda. Duo kakak beradik ini besar di tengah ajaran Pak Klatu dan Bu Klatu yang selalu mengajarkan rasa saling menyayangi, tolong menolong, tenggang rasa di antara saudara dan sesama.

Hingga berkat petuah Pak Klatu tersebut, Klepi dan Klana tumbuh menjadi anak-anak yang penyayang, ramah dan ringan tangan terhadap penderitaan sesamanya. Klepi dan Klana bahkan tak segan turun langsung ke rumah warga saat mendengar ada warga yang tertimpa musibah ataupun membutuhkan pertolongan, sekecil apapun bantuan yang di perlukan.

Sessi dongeng malam ini di tutup dengan kesimpulan yang diutarakan Kak Nad, bahwa kita harus selalu saling tolong menolong terhadap sesama, sigap terhadap kesusahan orang lain dan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang, sebagaimana pohon kelapa yang selalu memberikan manfaat di semua bagian tubuhnya.


Bismillah ya Nak, kita sama-sama berproses, menjadikan diri kita selalu mendatangkan manfaat di manapun kita berada


Bandar Lampung, 5 November 2017
Puspaning Dyah, saat kisah berharap menjadi teladan yang baik

0 komentar:

Posting Komentar