Rabu, 20 September 2017

Wisata Edukasi di Way Kambas, Lampung Timur



Osin Family yang lagi Edu Trip ke Way Kambas


 
Gerbang masuk area Way Kambas

Seberapa banyak sih populasi Gajah yang menghuni Taman Nasional Way Kambas saat ini? Yes untuk mencari informasi tersebut, Minggu 17 September Osin Family mengadakan Family Project dengan melakukan Outing ke Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional yang secara langsung dikelola oleh Pemerintah Pusat ini terletak di Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur, Provinsi Lampung. Berdiri tahun 1985, mulanya di peruntukkan sebagai Sekolah Gajah Pertama di Indonesia, dengan nama awal adalah Pusat Latihan Gajah (PLG) yang seiring berjalannya waktu di ubah menjadi Pusat Konservasi gajah (PKH) dengan harapan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam hal penjinakkan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi pastinya. Waktu tempuh yang harus di capai kurang lebih 2jam perjalanan dari pusat kota Bandar Lampung. Selain tempat konservasi gajah, di Way Kambas juga terdapat International Rhino Foundation yaitu tempat pemeliharaan dan menjaga spesies badak dari ancaman kepunahan, yang sayangnya saat kunjungan kami ke sana saat itu, IRF belum di buka untuk umum.

 
Loket Karcis 

Ini adalah kali kedua kunjungan kami ke Way Kambas, saat kunjungan pertama dalam rangka mengantarkan kerabat yang berkunjung ke Lampung, dan kali ini kunjungan kami dalam rangka mengenalkan lebih jauh tentang Gajah dan habitatnya pada anak-anak, sekaligus menemani Ayana yang berniat mengabadikan keindahan panorama dan lingkungan habitat gajah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk penyelesaian Video Company Profile di kantor Ayana.

Untuk memasuki area Konservasi Gajah setiap pengunjung di kenai tarif Rp. 20.000/orang yang di bayar saat kalian sampai di pitu gerbang Way Kambas. Untuk masuk ke area konservasi masih harus menempuh perjalanan kurang lebih 9km lagi, namun kelelahan cukup terbayarkan dengan tingkah polah kera-kera liar yang lucu sepanjang perjalanan dari pintu gerbang menuju area konservatif. Para pengunjung diperkenankan untuk memberi makan berupa pisang maupun aneka buah tropis yang di jual oleh penduduk setempat di pintu gerbang utama saat pengunjung membayar biaya restribusi. Harga pisang yang di tawarkan relatif murah dan masih memungkinkan untuk di tawar oleh calon pembeli dengan kisaran Rp. 5.000 – Rp. 15.000,- per sisir.
Biaya Parkir Mobil di Way Kambas


Area parkir yang disediakan cukup luas untuk menampung pengunjung yang datang, dikenakan biaya Rp. 10.000 untuk mobil dan Rp. 5.000,- untuk motor. Pada kunjungan pertama kami masih terlihat adanya BRT dengan rute Rajabasa – Way Kambas, namun di kunjungan kali ini kami tidak melihat adanya penampakan dari BRT tersebut, entah sudah di tiadakan maupun memang saat itu belum beroperasi.

 
Loket Karcis untuk naik Gajah

Sepanjang mata memandang nampak pemandangan gajah yang memang sudah di latih untuk membawa penumpang di atas pundaknya yang tentunya di dampingi oleh pawang yang juga telah terlatih. Untuk bisa menaiki gajah pengunjung dikenakan tarif Rp.20.000,- per orang, dan di perkenankan naik gajah sekitar 5-10menit (hanya berkisar area terdepan dari pusat konservasi), jika pengunjung berkeinginan mengelilingi area hutan konservasi, melihat langsung tempat pelatihan gajah disediakan trip khusus, pengunjung boleh memilih untuk mengambil paket ½ jam atau 1 jam. Jika pengunjung berkeinginan melakukan trip bersama gajah selama 1 jam, biaya yang di tetapkan adalah sebesar Rp. 250.000,- per orang. Untuk trip setengah jam yang disediakan pengunjung membayar biaya Rp. 150.000/orang dengan trip berkeliling ke tempat pelatihan gajah, melihat danau yang di gunakan para gajah bermain, sebagian area konservasi dan kali ini kami memilih trip setengah jam. Bersama gajah betina berusia 22 tahun bernama “Poni” beserta Pakde pawang yang nampaknya sudah cukup akrab dengan Poni. Kami berkeliling menuju area tempat gajah-gajah di latih, “kamar tidur” para gajah, padang savana yang biasa di gunakan para gajah bermain, rawa yang di gunakan para gajah untuk “mandi”, serta sebagian hutan yang memang menjadi habitat para gajah Sumatera tersebut.
Gajah yang berkeliling di area utama

Melalui penuturan Pakde, saat ini hanya terdapat sekitar 75 gajah Sumatera berbagai usia yang berada dalam pengawasan ketat pihak pengelola. Sebagian gajah yang ada telah di sumbangkan kepada beberapa kebun binatang di Indonesia seperti Taman Safari dan Kebun Binatang Ragunan. Salah satu faktor penyebab menurunnya angka populasi gajah karena perburuan liar pada gajah-gajah di habitat aslinya. Gajah yang hanya di buru demi mendapatkan sepasang gading yang kemudian di biarkan mati dan terkapar begitu saja di tengah hutan akibat ulah tak bertanggungjawab pemburu liar. Sedih sekali rasanya mendengar penuturan pakde pawang 😔😔😔😔
Mak dan Kak Nad bersama Poni dan Pakde

Pakde banyak bercerita tentang nasib para gajah di hutan liar, di saat trip kami di perlihatkan batas hutan yang masih masuk area konservasi way kambas. Di hutan liar tersebut masih terdapat populasi Harimau Sumatera liar yang masih bermukim di hutan tersebut, dan uniknya menurut cerita para pawang, Harimau-harimau tersebut bersahabat dengan kumpulan gajah liar. Tuh kan para binatang aja bisa bersahabat satu sama lain, harusnya kita manusia bisa lebih bijak dan bersahabat dengan mereka maupun alam sekitar kita kan?

Sembari berkeliling pakde bercerita keseharian yang di lalui para gajah di Way Kambas, perilaku dan sifat-sifat mereka yang ternyata tak jauh beda dari manusia. Tidur yang mendengkur, riuhnya mereka saat “bergosip” atau serunya saat mereka lagi “pacaran”.
Melintasi Padang Rumput area bermain para gajah
Selesai trip kami, rupanya bersamaan dengan jadwal pertunjukkan dan atraksi para gajah yang memang hanya di adakan setiap hari Minggu antara pukul 13.00 – 13.30 wib, namun adanya pertunjukan melihat pula banyaknya pengunjung yang hadir hari itu. Pertunjukan berlangsung selama kurang lebih 1 jam dengan menampilkan atraksi keseimbangan gajah, gajah berhitung sampai gajah berjoget dangdut. Pengunjung di perkenankan untuk berinteraksi langsung dengan gajah selama pertunjukkan berlangsung. Untuk melihat atraksi gajah ini setiap pengunjung di kenakan tarif Rp. 20.000,-

Atraksi Gajah menjaga keseimbangan

Atraksi gajah berhitung 

Atraksi gajah bermain hulahop


Secara keseluruhan fasilitas umum yang di sediakan oleh pihak pengelola sudah cukup lengkap, kios-kios yang menjajakan oleh-oleh, kedai makan sebagai penghilang rasa lapar sesaat, musholla, dan kamar mandi umum yang mungkin perlu secara lebih ekstra memperhatikan kebersihan dan kewangian toilet 😊, area kids fun pun tersedia bagi anak-anak yang ingin melatih motorik kasarnya. Satu hal yang perlu di bangun kembali adalah kesadaran para pengunjung untuk turut serta memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan. Sayang rasanya masih banyak di jumpai tumpukan sampah, atau beberapa botol bekas air mineral yang berceceran di beberapa tempat akibat ulah pada pengunjung yang belum memiliki kesadaran yang tinggi serta kecerdasan sosial yang cukup untuk terlibat dan merasa bertanggungjawab pada kebersihan lingkungan. Cukup di sayangkan ulah para pengunjung minoritas ini (berharap semakin lama jenis pengunjung seperti ini akan semakin menghilang) padahal di sisi lain pihak pengelola telah menyediakan fasilitas tempat sampah di beberapa spot.
Toko Penjual Souvenir dan oleh-oleh

Area wahana bermain anak
Hihihihihi..... namanya juga sedang berpetualang, pasti akan ada banyak hal yang bisa di ceritakan atau bahkan di tuliskan ulang, entah untuk memori dan kenangan di masa mendatang atau bahan literatur calon wisatawan yang akan melakukan kunjungan serupa yang kami lakukan. Akhir edu trip kami hari ini di tutup dengan kelelahan dan pinggang serta kaki yang cukup gemetaran efek kagok naik gajah yang cukup lama 😊

Yuuk lah mulai dari sekarang kita bangun kebiasaan untuk sadar lingkungan, sadar bahwa kita juga bagian dari lingkungan yang baik dan buruknya kita pula yang akan kena imbasnya. Mulai dari hal yang sederhana untuk mencipta sesuatu yang luar biasa suatu saat kelak.



Mari berwisata ke Lampung 😊



Bandar Lampung, 20 September 2017

Puspaning Dyah, saat menulis adalah menceritakan kembali kisah perjalanan

Jumat, 15 September 2017

Cake Ubi Cilembu


Bermula dari rasa penasaran emak pada taste ubi cilembu yang beberapa hari lalu menjadi pengisi sponsor di acara Milad Tapis Blogger, berhubung saat itu emak belum berkesempatan nyicipin langsung (secara puas) maka baru di kesempatan kali ini lah emak berhasil nyicipin bagaimana taste dan tekstur dari ubi cilembu produksi Griya Oebi.


Icip punya icip teksturnya cukup padat, manis yang cukup (tidak terlalu manis), cukup lah di lidah emak 😁 berhubung anak-anak di rumah gak terlalu suka makan ubi yang apa adanya, jadilah emak berkreasi mengolah itu ubi menjadi cake dengan harapan bakalan di lirik sama krucils 😂


Pilihan emak jatuhkan ke olahan cake dengan metode sponge cake, di mana cake yang di olah dengan pengocokan telur, gula dan kadang di tambah dengan emulsifier baru kemudian setelah mengental akan di tambahkan beberapa bahan pelengkap. Kenapa pilihan jatuh ke sponge cake? Just simple, karena emak lagi males cuca cuci pengocok mikser 😂😂😂

Ternyata hasilnya belum terlalu maksimal, mungkin karena faktor ubi cilembu yang lebih padat di bandingkan pisang dan tape singkong yang cenderung memiliki kadar air lebih tinggi dari pada ubi cilembu, sehingga tekstur cake yang di coba emak hari ini cenderung  padat walaupun masih cukup moist untuk ukuran lidah emak. Salah satu trik yang emak gunakan untuk menyamarkan rasa ubi cilembu di dalam cake, emak menggunakan bubuk spekuk di dalam adonan, sehingga ketika cake di panggang maupun setelah matang tercium aroma wangi spekuk yang cukup mengundang penasaran indra penciuman krucils dan penghuni seisi rumah.

Penggunaan telur yang cukup banyak di resep ini dengan harapan mampu mendongkrak cake agar dapat berkembang cukup maksimal. Saat pengocokan telur dan gula dapat juga di tambahkan emulsifier agar kocokan telur dan gula cepat mengental dan kaku terlebih jika adonan mengantri (mengerjakan beberapa cake, dan cake mengantri untuk dapat nomer urut masuk ke oven). Namun di penggunaan kali ini emak tidak memasukkan bahan pengemulsi dengan alasan meminimalisir bahan kimia plus memang emak lagi gak ngantri adonan untuk masuk ke dalam oven 😁



Next time mungkin emak akan mencoba olahan cake ubi cilembu menggunakam sistem butter cake atau teknik pengolahan seperti ketika emak biasa mengolah brownies agar bisa merasakan perbedaan hasil dari kedua jenis teknik pengocokan cake.


Dan inilah resep cake ubi cilembu yang di-trial and error oleh emak kali ini :

Bahan-bahan :
500gr Ubi Cilembu (haluskan dengan garpu)
8 telur ayam
1 sdt pasta vanilla
200 gr gula pasir halus
180 gr tepung terigu protein sedang
1 sdt bubuk spekuk
1 sdt BPDA
200gr margarin, di cairkan
1/2 sdt garam halus

Cara Membuat :

  1. Kocok telur, pasta vanilla dan gula hingga mengembang dan mengental
  2. Di tempat terpisah campur tepung terigu, BPDA, bumbu spekuk dan garam halus hingga rata, saring halus
  3. Campur secara bergantian ubi cilembu, adonan kering dan margarin cair ke dalam kocokan telur
  4. Pastikan adonan menjadi homogen, karena adonan yang tidak bercampur rata dan cenderung terpisah antara adonan basah dan yang lainnya akan memicu cake menjadi bantat
  5. Tuang ke dalam loyang persegi ukuran 22*22*4 yang telah di alasi kertas roti
  6. Panggang dalam oven panas dengan suhu 180`c hingga matang



Silahkan mencoba dan jangan lupa bisikin emak kalau sudah jadi ya, biar emak bisa bertandang dan nyicipin hasil re-cook kalian 😊

Senin, 11 September 2017

Indonesia Darurat Stunting


“Prasaan anakku makan terus tapi koq tetep kurus ya???”

“Anakku badannya uda gempal nih padahal jarang makan lho, cuman minum susu aja...”

“Duh anakku koq pendek ya? Apa karna Bapak sama Emaknya juga gak tinggi-tinggi amat ya?”



Itulah kadang beberapa obrolan khas emak-emak kekinian yang seringkali terdengar saat mereka “rapat bersama”. Apakah benar yang keluhkan mereka? Ataukah sebenarnya keluhan tersebut menjadi gerbang awal suatu kerisauan yang berkelanjutan?

Nah Mak? Pernah gak mak ngedenger kata “STUNTING”

Satu hal yang bisa jadi akan merisaukan emak-emak (semacam saya) adalah ketika ananda tervonis STUNTING. What? Stunting. Makanan apa pula itu, koq kedengarannya syerem banget sih? Hahahaa jujur emak juga agak parno sih kalau denger kata tersebut, karena sedikit banyak emak pernah berurusan dengan “hal menyeramkan tersebut”

Nah di sinilah mak saat ini, belajar bareng para Blogger Lampung untuk tahu sekelumit tentang Stunting di acara "FLASH BLOGGING, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam Penurunan Prevalensi Stunting, yang di selenggarakan oleh Kominfo RI di Hotel Novotel Lampung
Giat Mak hari ini



Menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia adalah negara dengan angka Stunting yang cukup tinggi, hingga berada di urutan ke-lima jumlah anak dengan kondisi Stunting. Statistik berbicara Provinsi Sumatera Selatan dan Bali adalah dua Provinsi di Indonesia dengan angka Stunting paling minimal di bandingkan wilayah yang lain. So Kemana provinsi-provinsi yang lain???  Seberapa worry sih sama si Stunting ini? Jujur emak pernah berada dalam kondisi di mana emak sangat khawatir  pada kondisi Kak Nad di usianya 12 bulan, saat itu Kak Nad di vonis oleh Dokter Gizi sebagai anak yang gagal tumbuh terlihat dari Growt Chart Kak Nad yang tidak menunjukkan hasil menggembirakan setelah melalui observasi  kurang lebih 3 bulan. 

Oke, sekarang emak mau membahas secara etimologi apa itu Stunting. Di kutip dari Kompas.com, Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai  kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Yes di usia 12 bulan Kak Nad menunjukkan angka pertumbuhan yang tidak terlalu mencerahkan dan sesuai dengan pakem dari Kurva pertumbuhan yang WHO maupun IDAI rilis. Salah satu faktornya adalah adanya indikasi ADB akibat minimnya asupan zat besi Kak Nad di usianya saat itu.

Jujur emak akui, di masa kehamilan emak tidak terlalu memperhatikan kecukupan gizi emak di tunjang tri semester pertama yang cenderung mengalami mual dahsyat, rupanya hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab vonis “Gagal Tumbuh” dari Dokter Gizi Kak Nad saat itu, tentunya di luar banyak faktor yang berpengaruh. Seperti hal yang di aminkan oleh Dr. Marina, Kasudit Penanggulangan Masalah Gizi Kemenkes RI, perhatikan kondisi gizi dan kesehatan Ibu Hamil, serta tak lupa pantau terus 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) untuk meminimalisir resiko stunting pada bayi baru lahir.


Dr. Marina, Narasumber acara hari ini tengah menularkan ilmunya kepada peserta

Huuuaaaa beneran lho emak jadi prihatin banget sama kondisi Indonesia dari angka statistik yang dipaparkan oleh Narasumber di atas, dalam hati mah emak jadi bergumam, kalau beneran nih survey di angka tersebut valid, ini mah namanya Indonesia berada di grade waspada STUNTING euy, misalnya aja nih dari 7juta sekian anak Indonesia menderita Stunting, itu artinya sekitar 37% anak Indonesia masih membutuhkan perhatian ekstra karena mereka tidak tumbuh dengan baik.

Bisa jadi nih (just in Emak opinion aja ya) masih banyak orang awam yang menganggap Stunting hanya sebagai permasalahan genetik dan bukan masuk kawasan determinan primer (misalnya seputar anggapan stunting hanya berputar di tinggi badan anak)... aaaawwwwkkkk... please yuuk emak-emak kece kita segera melek, Stunting not just about as simple like that, Stunting bukan lagi jadi isu yang sederhana lho, doi gak cuman bakalan merugikan pertumbuhan fisik dan kognitif, tapi juga kesehatan anak di masa mendatang lebih lanjut akan berdampak pada produktifitasnya di usia remaja dan dewasa. Mereka anak-anak bangsa lho, di tangan merekalah estafet kepemimpinan terletak. Karena setiap anak terlahir Istimewa, maka berikanlah hal-hal “istimewa untuk setiap tumbuh kembangnya.


Mak Kece lagi khusyuk buat review


So, yuuk antum-antum yang udah ngrasa jadi orang tua, mulai yuuk kita perhatikan asupan gizi yang masuk di tubuh buah hati kita. Karena banyaknya makanan bukanlah menjadi tolak ukur untuk menilai anak tersebut sehat atau tidak, namun kecukupan gizi dan higienitas nutrisi yang kita berikanlah yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

Sebagaimana anak-anak adalah peniru yang ulung, maka tularkan hanya hal-hal baik saja untuk mereka, karena dari kita mereka akan belajar mengenai integritas, baik apa yang kita katakan, lakukan  maupun katakan dan lakukan. Kebiasaan baik, healthy live style yang kita ajarkan bisa jadi akan menular kepada mereka, maka mulai dari hari ini, mulailah hanya kebiasaan yang baik untuk bekal di kehidupan mereka mendatang. Tak kalah pentingnya adalah asupan gizi para Ibu Hamil dan Menyusui, kondisi psikologis ibu hamil akan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Jagalah ibu hamil di sekitar kita, bahagiakan mereka dan mudahkanlah urusannya. Karena Ibu  yang bahagia akan melahirkan anak-anak yang bahagia, sehat secara raga dan jiwa

Mak  kece lagi di bidik kamera paparazzi :)
cerita selanjutnya nantikan segera di kamar emak ya 😉

Bahagiakan Ibu Hamil, sebagaimana kau membuat bahagia pacarmu #LHOLHA



Satu suara untuk Indonesia yang lebih sehat dan bahagia

Bandar Lampung, 12 September 2017

Puspaning Dyah, emak yang hari ini belajar, lagi dan lagi, hingga nanti tanpa henti


Rabu, 06 September 2017

Membuka Keran Rezeki

Pengawal Bunda di saat baterai masih Full Energy


Masih berbicara mengenai Seminar Kewirausahaan Raih Omzet Luar Biasa dengan Sosmed bersama Kang Saptuari Sugiharto, kali ini emak akan membahas sessi kedua dari seminar ini, di mana Kang Saptu akan bercerita Bagaimana Allah datang dengan segala keajaibanNya di semua kehidupan kita, bagaimana cara Allah membuka keran-keran rezeki yang selama ini menyumbat dan menyebabkan bisnis yang kita miliki menjadi mandeg, stagnan atau bahkan mengalami penurunan.
1.       Sholat Tepat waktu



Hal pertama yang diajarkan beliau adalah sebelum memperbaiki hubungan kita dengan manusia maka perbaikilah terlebih dahulu hubunganmu dengan Sang Pencipta. Cobalah memancing rizkimu dengan melaksanakan sholat lima waktu tepat di awal waktu (and buat agan-agan yang ngrasa cowok tulen nih, cobalah rutinkan sholat berjamaah di masjid) dan lihatlah bagaimana kekuatan doa yang akan menembus langit dan membuka satu jalur rizki yang Allah tetapkan untuk anda. Anda bisa membayangkan apa yang Allah janjikan dalam shalat berjamaah? Gak tanggung-tanggung mblo, di lebihkan pahalanya 27 derajat dibandingkan jika antum sholat sendirian? Kebayang kan gimana powerfullnya kekuatan doa yang antum sampaikan?

Pada sebuah buku saya pernah membaca adanya hubungan Tarik Menarik , intinya kurang lebih begini : “Apa yang Anda fikirkan itulah yang Semesta kirimkan”. Boleh juga kita mendeskripsikannya Anda-lah yang menarik segala sesuatu itu terjadi yang pastinya semua berlaku atas izin dari Yang Maha Kuasa.

Pengalaman pribadi saya membuktikkan betapa disiplinnya kita melaksanakan ibadah sholat dengan Hukum Tarik Menarik, di mana keduanya saling menguatkan satu sama lain.
Saat sholat dan doa sebenarnya kita tengah berdialog dengan Sang Maha Pencipta, di dalamnya terselip doa, impian, harapan yang ingin di wujudkan. Sebagian pembaca mungkin akan berujar : “Saya telah melakukan sholat lima waktu, berdoa dengan sungguh-sungguh namun hingga saat ini Allah belum menjawab segala doa dan pinta saya?” tapi sebenarnya, justru kitalah yang mungkin belum mamatuhi hukum Tarik Menarik ini. Satu garis lurus yang bisa saya simpulkan dari gambaran yang diberikan Kang Saptu, bahwa doa dan Hukum Tarik Menarik saling berkaitan erat. Bukti nyatanya adalah seorang Atheis saja bisa koq mewujudkan impian-impiannya semata-mata karena ia telah mematuhi hukum Tarik Menarik.

Seorang filsuf pernah menulis “Sesuatu yang tidak bisa Anda kendalikan, maka lupakan saja”. Sudah tepatkah pernyataan ini? Bukankah ada banyak hal yang masih bisa kita kendalikan? Dengan apa? Dengan Sholat, berserah diri pada Sang Maha Pencipta, melalui ibadah-ibadah yang tegak lurus tertuju kepada Beliau, menembus batas langit dengan harapan membuka simpul-simpul kemacetan yang selama ini menghambat rizki anda turun dari langit.



2.       Berbuat baik kepada Ibu dan Bapak



Kalau saya diperkenankan menerjemahkan bebas dari semua ulasan Kang Saptu mengenai ridho Ibu, saya bisa mengatakan bahwa kekuatan seorang ibu menjadi salah satu sayap yang membuat kita kuat untuk terbang dan melesat melalui segala macam ujian, rintangan.

Ibulah orang pertama yang membanggakan anda di hadapan teman-temannya
Ibulah orang yang tak kan pernah letih mendoakan segala kebaikan anda
Ibulah orang yang selalu akan membahagiakan anda bagaimanapun keadaannya

Yuuk sekarang tengok Qur’an surah Az Zumar Ayat 6

“Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu, kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat itu adalah Allah, Tuhan yang Maha memiliki kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia, maka mengapa engkau dipalingkan?”

Setiap orang pasti memiliki cerita dan kesan tersendiri atas Ibunda tercintanya, terutama jika itu menyangkut pengalaman-pengalaman suka dan duka dalam melewati hari-hari. Lihatlah melalui kacamata spiritual bagaimana kekuatan doa seorang Ibu memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan keluarga.

Sebuah anekdot seringkali saya lontarkan kepada anak-anak saat bercerita tentang sosok Ibu saya yang notabenenya adalah nenek mereka (anak-anak saya secara fisik belum pernah bertemu dengan beliau, namun mereka mengenal sosok Nenek dan Datuknya melalui cerita dan gambaran saya mengenai Beliau berdua kepada anak-anak), bahwa Mama membesarkan saya hanya dengan “Modal Dengkul”, dengkul yang dipergunakan Beliau untuk bermunajat dengan segenap jiwa raganya, mendoakan yang terbaik untuk seisi keluarga. Dengan dengkulnya yang terkadang perih menahan beban ketika berlutut dan telinga yang panas ketika mendengarkan keluhan saya dan adik saya maupun Ayah kami, justru itulah yang lebih sedap daripada mulut yang senantiasa melontarkan makian dan kata-kata kasar

Akan banyak tinta emas yang pasti tercipta saat kita menceritakan sosok seorang Ibu, dan bahkan dengan ketulusannya Beliau tak kan pernah meminta kompensasi dalam hal apapun dan wujud apapun. Perhatian dan kehangatan kita lah yang dibutuhkan olehnya untuk memompa semangat Beliau di usianya yang beranjak senja. Selagi mereka masih hidup berilah perhatian dan tampakkanlah kepedulian. Jika kita tak tinggal serumah dengan Beliau, lakukanlah sesuatu hal yang menyenangkan hatinya.

Tidak berlebihan rasanya jika kemudian tercipta sebuah lagu dengan lirik yang begitu dalam menggambarkan tulusnya cinta seorang Ibu pada keluarganya

“ Kata mereka diriku selalu di manja
Kata mereka diriku selalu di timang
Oh Bunda ada dan tiada dirimu
Kan selalu ada di dalam hatiku”

Ada nasihat yang selalu saya camkan dalam lubuk hati saya, bahkan saya tuliskan di atas meja kerja saya, sebuah nasihat lawas dari Doroty Law Nolte :

Kalau seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum
Kalau seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan
Kalau seorang anak hidup dengan olokan, ia belajar menjadi malu
Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu, ia akan belajar merasa bersalah
Kalau seorang anak hidup dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri
Kalau seorang anak hidup dengan keadilan, ia akan belajar menjalankan keadilan
Kalau seorang anak hidup dengan ketentraman, ia belajar tentang iman
Kalau seorang anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai dirinya sendiri
Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan, ia belajar untuk mencintai dunia

Dear Mama, terima kasih atas segala pengajaran baik yang kau wariskan untukku, terima kasih atas segala waktu yang kau habiskan untuk kebaikan keluarga kita, terima kasih untuk segala hal remeh temeh yang kemudian menjadi luar biasa hanya dengan sentuhan ketulusanmu, terima kasih Mah, bhaktiku tak kan pernah cukup untuk membalas segala jerih payah perjuanganmu.

Dear Ibu Mertuaku, terima kasih atas kesediaanmu menjadikanku anakmu, terima kasih atas perjuanganmu membesarkan suamiku, terima kasih atas segala letihmu mengasuhnya, sungguh aku berhutang banyak hal padamu atas segala kemudahan dan kebaikan yang suamiku berikan padaku



Kalianlah ibu terkeren sepanjang masa


untuk ulasan sebelumnya silhkan klik link berikut :



Bandar Lampung, 6 September 2017
Puspaning Dyah, seorang anak yang masih dan in sya Allah selalu mendoakan kebaikan Mamanya

Selasa, 05 September 2017

Bernyanyi merdu bareng Kang Saptuari Sugiharto




Main gitar sambil naik komidi putar
Apalagi di sambi ngemil pisang dan jagung
Seminar bukan sembarang seminar
Khusus mendatangkan kang saptu untuk Lampung


Makan pindang ikan di sambi ngemil jenang
Ada juragan rojak di ujung kampung
BI lampung emang paling bisa bikin hati senang
Semangat memacu wirausaha muda lampung



Selasa 5 September 2017 emak mengawali pagi dengan keriuhan khas rumah emak setiap harinya, menyiapkan nutrisi pagi dan bekal Kak Nad, di lanjut dengan menghadiri undangan seminar di kantor Ayana. Yupz seperti pantun yang emak tuliskan di awal, untuk pertama kalinya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menggelar Seminar Kewirausahaan yang gak tanggung-tanggung menghadirkan sosok Saptuari Sugiharto sang enterpreuner handal dari Jogja. Beliau dengan segudang prestasi yang telah ditorehkan serta virus motivasi yang berhasil di tularkan pada banyak calon dan pengusaha muda Indonesia.


Perkenalan emak dengan si akang Saptu ini bermula dari alkisah tentang sosok Beliau melalui rekan-rekan Sedekah Rombongan (SR) Lampung dan juga komunitas Tangan Di Atas (TDA) Lampung di mana Kang Saptu sering mengisi seminar di dalamnya. Namun obrolan pribadi emak dengan Beliau justru bermula saat proses penyusunan materi FLASH yang rencananya saat itu akan mengundang kang Saptu menjadi salah satu narasumber di rangkaian acara FLASH 2016, namun rupanya saat itu belum berjodoh dan qadarullahnya malah berjodoh saat BI yang menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri 😊

Yes di sinilah emak hari ini, di kawal bujang ganteng nan solih emak mengikuti rangkaian acara dengan khusyuk dan sedikit kerepotan menjaga adek Yeza agar tetap dalam kondisi good mood dan cenderung “anteng” selama acara berlangsung.

Seminar di buka dengan sambutan Ketua HIPMI Lampung Bpk. M Khadafi, SH yang diwakilkan Bpk. Ari Arianda Jausallam, ada satu pernyataan yang berkesan untuk saya, yaitu saat beliau mengatakan bahwa “Wirausaha itu bukan karena bakat, tapi karena tempaan berbagai aspek, dibutuhkan konsistensi dan kesungguhan untuk mencapainya” huuaaaaa sumpaaah saya langsung jadi Baper euy, dua kata kunci itulah yang masih sulit saya terapkan saat memulai bisnis . Lebih seringnya merasa gampang patah arang saat masalah dalam bisnis yang baru seumur jagung dimulai, di tambah kurang konsisten saat mood mulai merosot, dan yang pasti semangat juang yang naik turun untuk selalu bersungguh-sungguh membina bisnis yang mulai merambah naik, masih belum bisa saya praktikkan dengan baik dan benar (huhuhuhu.... emak nangis di pojokan sambil ngunyah cireng )

Acara berlanjut dengan sambutan dari Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Bpk. Satria Alam, Msi. Beliau bertutur peran pemerintah Lampung untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif demi memacu semangat dan munculnya wirausaha muda baru di bumi Lampung. Pemerintah Lampung berharap adanya sinergi yang mesra antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kota dan Daerah demi pemberdayaan UMKM dan antar instansi di daerah. Secara undang-undang pemerintah telah memfasilitasi melalui UU No. 20 Tahun 2008 sebagai salah satu pilar ekonomi daerah yang diharapkan mampu membangun budaya kewirausahaan serta motivasi kewirausahaan di tingkat daerah.

Sambutan berikutnya di berikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Bpk. Arief Hartawan, di awali dengan guyonan dan sapaan khas, beliau memulai sambutannya di sisipi dengan motivasi yang menjadi catatan emas untuk saya, yaitu “Belajarlah dari yang telah sukses duluan, belajarlah pada ahlinya” yes, saya sepakat ketupat sama statement ini, hidup itu perjuangan mblo,  termasuk di dalamnya berjuang hidup meraih cinta si doi, hidup juga tentang kerja keras bahkan untuk meraih keberhasilan diperlukan keringat dan air mata, di jamin deh mblo gak ada yang instant karena semua melalui proses  yang dilalui dalam setiap proses kehidupan. Dan saya semakin percaya banget deh sama Pak Arief, bahwa orang-orang yang sukses telah melalui segala rasa pahit, manis dan jungkir baliknya kehidupan (pingin deh emak bisikin, Pak kita sukses bareng-bareng yuuk pak 😁)
Bapak Arief Hartawan memberikan Sambutan


Hal menarik dari sambutan yang diberikan Bpk. Arief Hartawan adalah adanya challenges yang diberikan KPw BI Provinsi Lampung untuk 10-15 wirausaha muda yang hadir dalam Seminar hari ini untuk menjadi mitra binaan Bank Indonesia dengan benefit memperoleh pelatihan, diikutsertakan dalam berbagai pameran serta terbuka kemungkinan untuk studi banding dengan mitra binaan Bank Indonesia yang lainnya. Wow, kali ini saya cukup tercengang, bravo banget buat gebrakan yang di lakukan BI Lampung kali ini untuk mendongkrak perekonomian Provinsi Lampung, bukan sekedar sebagai institusi pemerintah yang berkutat mengurusi segala printilah ekonomi Makro, namun inilah kerja nyata BI Lampung di tingkat mikro. Bayangin deh mblo, di gandeng gebetan aja uda bikin hati kembang kempis lha ini mau di gandeng Pak Arief, eh ralat mblo,  di gandeng sama BI Lampung buat jadi mitra binaannya. Hidupmu bisa lebih berwarna deh mblo jadi bakalan lewat deh itu sesemantan dari pikiranmu 😊😊😊
Pemberian Cinderamata kepada Narasumber



Memasuki acara inti di mulai seminar wirausaha yang di beri tajuk “SEMINAR KEWIRAUSAHAAN, RAIH OMZET LUAR BIASA DENGAN SOSIAL MEDIA, HIGH IMPACT SEMINAR ON ENTERPREUNERSHIP”


Sebagai pembicara tunggal, Saptuari Sugiharto, seorang alumnus Geografi Universitas Gajahmada, dinobatkan sebagai Provokator Enterpreuners, Owner dan Founder Kedai Digital Corp, Jogist, Bakso Granatz Pedazz dan Tengkleng Hohah (yang ini konon kabarnya jadi favorit banyak rekan-rekan saya di Jogja dan selalu di rekomendasikan kalau saya berkunjung ke jogja 😊), founder Komunitas Rombong Sedekah (yang Alhamdulillah sudah ada perwakilannya di Lampung, lengkap bersama Rumah Singgah dan menyusul segera In sya Allah adalah Ambulance SR Lampung), di samping itu Beliau adalah Penulis Buku Best Seller “Kembali ke Titik Nol”  (kurir SR siapin Royalti buat emak ya, uda emak tulis nih about dirimu 😃😃😃)


Statement awal sebagai pembuka sudah cukup menohok saya, ditampilkan slide dengan tulisan yang cukup provokatif menurut saya “Tidak ada yang instan di dunia ini, berjuanglah membangun bisnismu sendiri”
Kita semua mungkin akan sepakat bahwa kehidupan manusia selalu akan jatuh bangun. Tidak ada satupun yang bisa menjanjikan bahwa langit akan selamanya menjadi biru, namun saya selalu yakin bahwa ada satu hal yang pasti, setelah hujan reda akan selalu ada pelangi indah yang mendamaikan hati dan rasa kita. Seperti halnya setelah mantan bisa jadi akan ada pacar yang baru #lholha... 


Bukan masalah bagaimana kita gagal atau menghadapi masalah, namun yang terpenting bagaimana kita bisa bangkit dari kegagalan dan bersegera melakukan pembaharuan agar hal serupa tak terulang. “Habiskan jatah gagalmu di usia mudamu, agar segera kau tuai keberhasilanmu” demikian tamparan berikutnya yang saya dapatkan siang ini. 


Hingga saat menuangkannya kembali dalam tulisan ini, saya mencoba kembali mereka-reka ulang kehidupan saya di masa kemarin. Membuat saya menyadari bahwa keberhasilan bukan diukur dari posisi yang telah dicapai seseorang dalam kehidupannya, melainkan dari berbagai rintangan yang berhasil di atasinya saat berusaha untuk berhasil, di sinilah letak kehidupan yang bermakna.
Antusiasme Peserta Seminar

Slide berikutnya ditampilkan sebuah pertanyaan, “Kenapa kita harus jadi pengusaha” karena 9 dari 10 pintu rezeki berasal dari dunia perdagangan” tulisan ini di kemukakan langsung oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Seorang Pengusaha harus mampu menembus batas, dan jangan terperangkap pada pikiran sendiri. Kekuatan terbesar untuk menyelesaikan pekerjaan dan perjuangan adalah pada saat kita berani untuk memulainya, bukankah seribu langkah ke depan dimulai dari langkah pertama?

Di era digital di mana sosial media menjadi salah satu kekuatan utama untuk marketing dari produk yang kita miliki. Manfaatkan dengan maksimal dengala fitur dari sosial media untuk memperluas market, dan meninformasikan bahwa ada “produk” yang kita jual di market online. Salah satu jurus jitu yang di ajarkan Kang Sabtu adalah teknik Covert Selling yaitu Teknik Menjual tanpa perlu secara vulgar menampakkan bahwa kita tengah berjualan. Hiyyaaaa di point ini saya jadi teringat betapa banyak teman yang sengaja nyepam, nge-broadcast, nge-tag atau nge-japri dengan niat dan semangat 72 yang intinya nawarin dagangannya . Fyiuuugh jujur saja broadcasat jualan membabu buta ini menjadi urutan kedua yang paling saya benci Setelah broadcast berita-berita Hoax, terselip harapan saya di tengah hiruk pikuknya kemerdekaan RI ke-72 agar Indonesia di 2017 bisa merdeka dari aneka berita HOAX dan broadcast obat peninggi, pemutih, pelangsing, pemancung hidung dan semacamnya (karena jujur saja iklan provokatif semacam itu betul-betul mengiris hati emak, seperih bibir emak yang lagi sariawan terus keoles sama cabe rawit 😢😢😢)

Pembahasan mengenai pemanfaatan media sosial untuk mendongkrak penjualan mengingatkan emak pada materi kece yang di bawakan suhu Muri Handayani saat Beliau menjadi narasumber di rangkaian acara FLASH 2016, emak jadi bertanya-tanya nih jangan-jangan beliau berdua pas bertapa buat jadi pengusaha sukses,  mojoknya di gua yang sama kali ya? Abis ilmunya setipe banget, kalau mau di perumpamakan yaach seperti kesamaan kecantikan Raisha dan Emak yang 11 12 lah, beti alias beda tipis, saking tipisnya jadi gak perlu di pertanyakan atau di perdebatkan apagi di viralkan sama Lambe Turah 😂



Seorang filsuf pernah berujar, “Tantangan dan masalah merupakan tanda bahwa kita masih hidup”. Jika dicermati lebih jauh, memang tidak satu tempat di dunia ini yang bebas dari tantangan. Tantangan sesungguhnya membuat seseorang semakin matang dan dewasa dalam perkembangan mental. Tantangan yang dilakoni dengan baik akan memberikan pelajaran yang berharga bagi kehidupan seseorang.


Mari kita memulai usaha dan hari-hari kita yang penuh tantangan dan ketidakpastian dengan nyanyian optimisme dan penuh harapan. kalau kata Kang Saptu mah, ayoo  Kita Mainkan dengan merdu 😂😂😂😂😂



Ulasan Sessi Kedua silahkan Klik Link di bawah ini :

Membuka Keran Rezeki

Bandar Lampung, 6 September 2017
Puspaning Dyah, cerita ringan dari seorang emak yang tengah menunda sekian banyak cita-cita yang disimpannya