Sabtu, 27 Mei 2017

MLM Kebaikan


Ada seorang kawan baik saya yang menggunakan DP ini sebagai picture profile di media watsaapnya, dan saya betul-betul cinta plus setuju dengan diksi yang tertulis di dalamnya. "Frekuensi baik akan Menarik dan Menggetarkan frekuensi baik lainnya.

Sempat teringang dalam ingatan saya, beliau mengganti DP ini beberapa saat setelah pembicaraan tentang kekaguman saya terhadap kepribadian beliau. Yah, saya bisa dengan mudah kagum pada sosok yang masuk menurut kriteria saya sebagai seseorang yang patut di hormati.

Harta, jabatan, pangkat dan berbagai parameter sosial lainnya yang acapkali di sematkan, menjadi sebuah tolak ukur kita "melabeli" seseorang itu "baik" atau "belum baik". Namun untuk saya pribadi, manakala kita bisa melihat kejujuran dari cahaya mata, santunnya sikap, besarnya rasa cinta pada Al-Quran, dan lekatnya hati (terutama untuk kaum Adam) pada masjid, sudah lebih dari cukup bagi saya memberi cap bahwa ia adalah pribadi (dan calon mantu) yang Baik.


Ikhwan fillah semangatlah selalu memantaskan dirimu ya, in sya Allah jodoh terbaik tengah di persiapkan di tengah usaha-mu memperbaiki diri saat ini 😉

Well, postingan saya kali ini bukan terfokus pada sosok yang saya ceritakan di mula, melainkan ada satu titik sentral yang ingin saya ceritakan. Mengenai quotes dalam picture yang saya sematkan di bagian paling awal. Pernahkah teman-teman jeli melihat ada satu perasaan bahagia saat melakukan suatu kebaikan? Bahkan cenderung "ketagihan" melakukan kebaikan yang lainnya?

Kalau saya jangan di tanya, sekecil apapun hal baik (menurut saya😉) dan itu mendatangkan kebahagiaan baru di wajah orang lain, sudah sangat membuat hati dag dig dug dan air mata yang tanpa permisi langsung mengalir begitu saja dari ujung pelupuk mata (hiks..hiks..hiks... Dasar emak-emak melankolis bin sensitif ya begini ini jadinya)

Prinsip yang di tularkan oleh Almarhumah Mama saya adalah, tidak seberapa banyak kamu berbuat kebaikan, tapi seberapa ikhlas kamu memberi kebaikan itu. Saat Mama berulang kali menularkan spirit positif ini saya belum terlalu faham efeknya pada diri saya, karena saat itu kebaikan yang saya jalankan ya semata-mata karena saya mengikuti, meneruskan atau bahkan mengkreasikan kebaikan yang beliau ajarkan kepada saya.

Seiring bertambahnya usia, kematangan cara berfikir dan kedewasaan dalam bertindak, membuat saya 100% memahami petuah bijak Beliau. Kuncinya adalah pada kata "Ikhlas" niatkan semata-mata hanya untuk mencari Ridha Allah SWT, maka hati lah yang akan merasakan betapa damai dan sejuknya saat kita melakukan suatu kebaikan.

Teringat pada masa di mana Mama saya ngotot menikahkan sepasang pemulung yang berpuluh tahun mereka tinggal bersama tanpa ikatan ijab qabul di antara mereka, ingatan jelas nasi goreng yang di buat pagi hari dan di bagikan ke seluruh penghuni gang, atau senyum tulus beliau saat mengikhlaskan hutang di saat kondisi ekomoni kami pun tidak terlalu stabil, karena beliau faham betul sang penghutang tak kan mampu melunasinya.

Aaaaaaah Mah, Ramadhan selalu menghadirkan rasa yang sama, rasa Rindu yang teramat sangat padamu dan Almarhum Ayah. Dan kuatnya rasa rindu inilah yang menuntun langkah putrimu ini dalam gerak-gerak amal baik, berharap mampu menjadi Jariyah untuk memperinganmu di duniamu saat ini 😢

Mah, Yah, putrimu banyak belajar dari jejak masa lalu, bahwa ada berjuta kebaikan dan amal solih kalian yang membuat langkahku selalu terjaga untuk berbuat berjuta kebaikan lainnya. Terimakasih Mah, Yah, atas ilmu, iman, dan Dien Islam yang kalian pilihkan untukku, karena dengan cinta yang kalian titipkan membuatku semakin mencintai Ia, yang maha mencintai kita semua. Dan putrimu ini percaya, Islam yang kalian berikan padaku, bukan sekedar agama warisan sebagaimana yang ramai di bicarakan orang-orang di jamanku saat ini.


H2 Ramadhan 1438H
Puspaning Dyah, aku rindu, aku candu melakukan kebaikan seperti kalian, Mama dan Ayah

Ramadhan 1st day, Listiyono Family



Project Bunda untuk membuat ucapan selamat Ramadhan atas nama LF


Setelah menyelesaikan misi dalam Family Project TTS (Touring to Singapore) selama 4 hari di Singapura, Omah Sinau Listiyono kembali ke tanah air dengan segudang aktifitas yang menanti.

Sekembalinya di Lampung project persiapan Ramadhan telah sampai di pelupuk mata, rasa haru suka cita dan semangat tinggi kami menyambut hadirnya Ramadhan yang mulia.

Walaupun secara fisik kami belum terlalu mempersiapkan (dekor rumah dengan tema ramadhan, print out play sheet Ramadhan, tabel target Ramadhan dll) namun kami berusaha dengan baik mempersiapkan mental anak-anak dalam menyambut Ramadhan.

H-1 menjelang Ramadhan, kami mengajak anak-anak untuk melakukan ritual Rijid (Safari Masjid) sembari menyelesaikan salah satu project Ramadhan bunda dan ayana dengan beberapa takmir masjid yang kami datangi.

Tarawih hari pertama di lalui dengan cukup mengecewakan karena anak-anak tidak cukup kondusif untuk mengikuti sholat tarawih berjamaah di musholla Nadia masih terlena dengan suasana musholla yang sepi seperti saat kami menunaikan shalat wajib sehari-harinya, sehingga cenderung "autis" dengan dunianya 😥

Puasa hari pertama untuk Nadia berhasil terlewati dengan baik, Nadia sanggup menjalani tantangan untuk puasa full day dan tanpa buka puasa di tengah hari seperti puasa Ramadhan tahun lalu, walaupun pertahanan Nadia terlihat mulai goyah saat memasuki waktu ashar, merintih menahan rasa haus dan tak sabar menunggu bedug maghrib di tabuh.

Antrian untuk membeli kelapa muda


Wajah kehausan berpuasa hari ini



Jadilah kami mengajak anak-anak ngabuburit keliling kota Bandar Lampung, melihat aneka penjual takjil dan menu berbuka puasa, dan berhenti sejenak membeli kelapa muda untuk modal iftor sore ini


Alhamdulillah akhirnya masuk waktu berbuka



Kamis, 18 Mei 2017

Wanita dan kecantikannya

Sebagai seorang wanita pada dasarnya terlahir ingin tampil cantik dan menarik  karena memang wanita memang identik dengan kecantikan. Sebagaimana kecantikan saya yakini sebagai sesuatu yang relatif dari sudut pandang setiap individu. Tapi secara umum kecantikan adalah sesuatu yang di pandang dari mata. Dan betul sekali jika sebuah kecantikan identik dengan sosok wanita.


Jika kita menelisik dari Ensikopledia dan etimologi bahasa Arab kecantikan berarti keanggunan, kelembutan, kehalusan dan keelokan. Islam adalah agama yang menyeru kepada keindahan dan kecantikan di mana kecantikan itu mengacu pada kecantikan maknawi, yaitu mengacu pada akhlak, sikap, sifat maupun jiwa.

Hari jumat, 12 Mei 2017 saya mendapatkan kesempatan dan kepercayaan menjadi juri dalam acara Lomba Make Up dan Hijab Hunt sebagai rangkaian dari event Festival Lampung Syariah (FLASH) 2017 yang di selenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. Awalnya saya hanya menduga seperti perlombaan pada umumnya di mana juri hanya duduk manis sembari melihat proses lomba yang berlangsung, memberikan penilaian. Tapi rupanya tidak sebagaimana sangkaan saya saudara-saudara 😅😅😅😂


Sedari awal acara saya di buat terpaksa masuk ke panggung utama, bersandingan dengan dewan juri yang lain, dalam hal ini adalah Mbak Andhita selaku MUA yang lagi naik daun di Lampung, serta Nabilla Zainuri pemenang kedua Sunsilk Hijab Hunt yang di selenggarakan oleh Trans7

Saya sebagai perwakilan dari Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI)  lampung bersama dewan juri yang lain saling berdialog melemlar gimmick dan menghidupkan suasana selama acara berlangsung. Acara berjalan cukup interaktif di pandu oleh duo MC kece Bablu dan Disti.

Saya bersyukur atas kesempatan yang di berikan kepada saya untuk sekali lagi melatih kemampuan Public Speaking dan Komunikasi Massa saya di hadapan hadirin dan peserta lomba.













Rabu, 17 Mei 2017

Bedah Buku Tere Liye Tentang Kamu


Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar dalam hidupku

Cinta memang tidak perlu ditemukan

Cintalah yang akan menemukan kita

Terima kasih, Nasihat lama itu benar sekali

Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir

Tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi

Tere Liye, Tentang Kamu, 2016

Cover Book Tentang Kamu


Demikian adalah sebuah quotes apik dan ciamik yang di goreskan oleh Bang Tere dalam novel terbarunya yang berjudul Tentang Kamu. Di awal pembahasan saya sangat terbius oleh setting kota London di era modern di tambah dengan penggambaran sosok Zaman Zulkarnaen, pengacara muda dari Firma Hukum Thompson & Co terletak di Belgrave Square, London (yang asumsi awal saya adalah tokoh sentral cerita ini bermula), namun dengan cerdasnya Bang Tere mematahkan asumsi saya tersebut, karena ternyata beliau menyiapkan satu tokoh utama sebagai pelaku alur cerita dalam novel besutannya kali ini. Adalah sosok perempuan tua dengan usia kurang lebih 70n bernama Sri Ningsih, perempuan keturunan Jawa, Indonesia yang meninggal di kota Paris, mewariskan kekayaan lebih dari 70.000 poundsterling dan ajaibnya tidak meninggalkan satu-pun surat warisan untuk mengamanatkan akan ke mana larinya segala harta yang dimilikinya.

Kisah-pun di mulai dari perjalanan Zaman menelusuri jejak masa lalu Sri Ningsih melalui goresan pena yang di tuangkannya ke dalam sebuah buku diary. Apakah hanya melalui petunjuk kecil itu sudah cukup membuat seorang Zaman dengan mudah memecahkan teka-teki dari misteri “Surat Wasiat” yang menghilang? Atau justru melalui sebuah buku itu sebagai awal dari perjalanan panjang Zaman Zulkarnaen dalam mengorek kembali masa lalu Sri Ningsih? Konflik apa saja yang kemudian muncul selama kurun waktu pencarian jejak masa lalu tersebut? Semuanya akan terjawab dengan cukup mengejutkan dari Novel teranyar besutan Tere Liye ini.

Membaca mungkin menjadi salah satu me-time paling ampuh di saat mood berada dalam keadaan yang kurang baik. Dan menghadiri segala event yang berhubungan dengan Literasi sejujurnya menghadirkan sensasi luar biasa untuk saya pribadi. Karenanya ketika terdengar oleh saya undangan untuk menghadiri event Bedah Buku, tak peduli genre tulisan yang akan di “bedah” maka saat tak ada aral merintang saya berusaha untuk menghadirinya. Demikian pula dengan satu kesempatan baik yang hadir pada saya, menghadiri sebuah bedah buku dengan menghadirkan Penulis yang menjadi inspirasi bagi saya dalam melahirkan karya-karya (yang belum dibukukan 😊 )

Sosok Tere Liye bukanlah orang asing dalam dunia Literasi, buah fikir-nya tak bisa di anggap sembarangan, karena menurut saya beliau adalah salah satu penulis cerdas yang mampu mengemas sebuah ide menjadi sebuah tulisan yang menarik dan menantang untuk di lahap oleh para pembacanya. Bedah buku Tentang Kamu bersama Tere Liye ini di selenggarakan sebagai bagian dari rangkaian acara Festival Lampung Syariah (FLASH) 2017 yang di geber oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. Di adakan pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017 bertempat di public hall Mall Boemi Kedaton Bandar Lampung. Kebayang donk kalian semua sebuah institusi negara semacam Bank Indonesia ngadain pekan festival syariah tapi acaranya di mall, hihihihihi yang pasti penontonnya membludak, meluber dan tumpah ruah. Joss gandhos lah buat panitia dan seksi rempong yang udah berhasil mendatangkan Bang Tere hadir ke Lampung (hihihihi...walaupun belum bisa berhasil membujuk si abang untuk foto bersama ).


Eh ketemu sama mbak Dini, fasil cantik KI10

Antrian pengunjung di pintu regristasi


Oke sekarang saya akan berusaha menerjemahkan dari hasil diskusi bedah buku si abang tercinta ini 😊


Sessi pemaparan produksi Novel Tentang Kamu

Kami yang belum mampu move on dari "Hujan"


Sebagaimana yang saya jabarkan di awal bahwa sentral cerita novel Tentang Kamu ini bergenre OUT OF VIEW BIOGRAPHY seperti yang di aminkan oleh bang Tere, karena sedari awal hingga akhir buku ini fokus pada cerita tentang tokoh sentral dalam novel ini, yaitu Ibu Sri Ningsih mengenai proses kelahiran hingga kisah kematiannya, yang mencoba di tuturkan melalui pihak ketiga, dalam hal ini di wakilkan oleh tokoh Zaman Zulkarnaen.
Menyempatkan foto cantik dulu bersama genk PIPEBI


Nah yang seru dari setiap bedah buku adalah bagaimana mengulik resep rahasia setiap penulis dalam menelurkan karya-karyanya. Demikian pula dengan Bang Tere yang pada kesempatan ini membantu kita untuk merumuskan hal-hal dasar saat berniat membuat suatu novel



1. Tentukan So What

Tentukan SO WHAT dalam suatu cerita (lantas kenapa? terus kenapa?) pesan moral yang ingin disampaikan

Contoh nya dalam Novel Hafalan Surat Delissa so whatnya adalah tentang Hipokrasi (kemunafikan) Delissa menghafal bacaan shalat demi seuntai kalung

Camkan bahwa dunia tulisan beda dengan dunia audio visual di mana orang masih di manjakan oleh suara, pemain, setting tempat dll

Sedang di buku pembaca hanya di giring lewat tulisan dan alur cerita



2. Tentukan Panggung Cerita

Tips kedua adalah tentukan panggung cerita (tempat cerita itu disampaikan, lewat apa cerita itu disampaikan agar pembaca bisa merasa “gue banget”)

Panggung cerita novel Tentang Kamu adalah soal memeluk erat semua kenangan masa lalu yang menyakitkan

Contoh lagi Panggung cerita dari novel RINDU adalah tentang perjalanan haji tahun 40n



3.Tentukan Isi Cerita tersebut akan manjadi seperti apa

Dalam novel Hafalan Surat Delisa (HSD)  so whatn-ya sudah dapat, panggung sudah ada, butuh peristiwa besar untuk memutus cerita (masuklah peristiwa tsunami aceh) siapa yang akan menjadi dan peran-peran dalam cerita tersebut, apakah akan berbeda jika pemeran utama laki-laki? Pemilihan jenis kelamin apakah Delissa pantas jika mempunyai  kakak atau tidak? Kalau Delissa anak sulung bagaimana cerita itu akan berakhir?


Semua orang pasti pernah menghafal hafalan shalat, namun ia tidak tulus melakukannya, hingga panggung inilah yang mendasari novel HSD

Dalam novel Tentang Kamu (TK) seorang Tere Liye berfikir lewat apa menyampaikan cerita tersebut, karena ini tentang memeluk erat pengalaman menyakitkan di masa lalu, lewat perempuan tua yang meninggal di usia 70n


TK : dapat so what, panggung, tokoh utama ibu-ibu meninggal usia 70n, awalnya ternyata bang Tere kepikiran peran sentral adalah sesosok lelaki tapi beliau kesulitan untuk bisa mengisahkan perjalanan hidupnya, meredefinisikan lokasi, tempat cerita dari kecil sampai meninggal



And guess what? Cerita TK ini terinsipirasi oleh cerita OSHIN lho guys 😊, yuuk kita telaah bareng-bareng, OSHIN dengan mudah kita lihat gambaran mengenai perjalanan dan perjuangan seorang OSHIN semasa kecil hingga masa dewasanya, dan bener banget kalau TK ini gak jauh beda sama cerita OSHIN, clue-nya adalah sebagai berikut :



1. Ketika masih anak-anak (Sri Ningsih menanyakan definisi sabar)

2. Remaja : menyelesaikan sekolah (di Surakarta, pertanyaan : tentang  persahabatan )

3.Tentang kerja keras ,  dengan setting tempat jakarta di saat 60saat monas memasuki awal-awal pembangunan

4.       Tentang definisi cinta sejati (London)

5. Memeluk erat seluruh kejadian yg menyakitkan saat usia 60-70) setting di paris





4.       Lakukan Riset

Saya sangat sependapat dengan pernyataan bang Tere bahwa manusia modern bisa lho menulis 1.000 kata dalam satu harinya, imajinasikan lah dengan percakapan melalui media chat, media sosial, telegram dll? Pas bahkan cenderung lebih 1.000 kata per-hari terlontarkan sudah? Betul apa betul banget nih😊



Bayangkan bahwa proses menulis TK hanya butuh waktu 22 hari saja, tapi please deh jangan lihat sedemikian singkatnya bang Tere bisa menyelesaikan novel ini, tapi yuuk kita sama-ama lihat bagaimana proses riset yang dilakukan beliau, konon kabarnya untuk menyelesaikan novel ini bang Tere sampai membutuhkan waktu kurang lebih  1 tahun untuk melakukan riset dan mengumpulkan literasi dan hal-hal detail  yang mendukung penyelesaian buku ini.



TK : Riset soal Pulau Bungin, Jakarta di masa pembangunan awal, foto Pulau Bungin di tahun 1938, cara kerbau naik kapal jaman segitu, tidak ada dermaga

Kalau kita jeli akan ada satu paragraf  yang menggambarkan berapa terkenalnya Pulau Bungin di masa itu sebagai sentral kerbau, dan bagaimana proses memasukkan seekor kerbau ke dalam kapal (di jaman seperti saat itu yang belum tersentuh peralatan canggih dan teknologi modern)





5.       Tuliskan

Nah ini dia fase paling rumit, njuwetin, ngeselin dan menguras emosi serta fikiran dari proses melahirkan karya (emak lagi pingin curcol )hihihihii.. yess bener banget fase terakhir adalah TULISKAN



Ada pengalaman menarik yang dikisahkan bang Tere saat pertama kali novel HSD rilis di toko buku, beliau tidak mendapati HSD ada di deretan buku-buku new arrival, bahkan tak kunjung di temui di deretan buku bergenre Novel, dan yang tragis beliau justru menemui HSD di deretan buku-buku peraga dan bacaan Sholat.

“yang saya tahu sholat itu ya, sholat istikharah, sholat Tahajjud yang bacaannya ya bacaan Al-Quran lha koq ini pakai Surat Delissa, wagh buku Bid’ah ini namanya. 😊


Huahahahahahahhaa jederr banget gak sih? Sampai-sampai ada calon pembaca yang bergumam sendiri seperti itu?


Hal detail berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah pemilihan cover buku, ternyata nih bang Tere telah melakukan survey melalui FP beliau hingga dua kali untuk menentukan gambar cover dari Novel Tentang Kamu ini dan terpilihlah gambar sepatu sebagai cover utama TK, yang rupanya menyimpan makna filosifi yang cukup dalam.



Pertama karena Sepatu menjadi simbol dari hadiah yang di janjikan bapak Sri Ningsih, selain itu sepatu adalah simbol tentang perjalanan hidup, seberapa panjang perjalanan SN tentang hidupnya.



Closing statement yang ingin di sampaikan bang Tere melalui TK adalah,

Bahwa kebahagiaan hidup itu simple, saat kita bisa berdamai dengan diri kita sendiri

Harta dari popularitas, jabatan dll semu semata, lihatlah contoh seorang SN yang melalui berpuluh tahun memahami kebahagiaan adalah memeluk erat semua kejadian buruk, sahabat baik yg mengkhianati, meninggal karena pengkhianatan, mempunyai bisnis ternyata harus dilepaskan, kisah cinta yang manis namun berujung dengan maut, ketika senja usia saat kehidupan hampir selesai ia peluk erat semua kejadian-kejadian di masa lalu.



Satu pesan mutiara yang dioleh-olehkan untuk kita semua yang berniat terjun sebagai penulis :

Waktu terbaik menaman pohoh adalah 20 tahun yang lalu, dan hari ini adalah saatnya untuk kita menikmati hasilnya, di mana pohon tersebut telah menjadi pohon yang lengkap dan utuh serta memberi manfaat untuk sekitarnya.

Tapi, kalau kita baru dengar nasihat ini janganlah merasa kecil hati

Karna waktu terbaik kedua untuk menanam  pohon kalian adalah hari ini, hingga 5-6 tahun kemudian akan kita saksikan pohon kita akan tumbuh dan mencerahkan. Segera mulailah, agar  di masa depan akan ada pohon yang bisa kalian wariskan untuk generasi berikutnya

Naqiyyah Syam ketua Tapis Blogger

Salah satu penanya saat sessi tanya jawab

Book signing


Gadis manis yang selalu setia membersamai saya




Bandar Lampung, 18 Mei 2017

Puspaning Dyah, saat menulis adalah untuk membangkitkan semangat





#resumebedahbuku

#bedahbukutereliye

#tereliye

#tentangkamu

#bunshajourney

#omahsinaulistiyono






Selasa, 16 Mei 2017

Nadia Journey_Mengenal Apa Itu Donor Darah

Sebagai rangkaian pamungkas dari event Festival Lampung Syariah 7(FLASH) 2017 hari ini Selasa 16 Mei 2017, di adakanlah event donor darah untuk menutup serangkaian acara yang telah sukses di geber seminggu terakhir ini (dalam hati emak mengucap syukur bahwa akhirnya FLASH menemui titik kulminasinya 😀😀😀, karena dengan berakhirnya FLASH berakhir pula tugas emak untuk menjadi driver setia Ayana, dan berakhir sudah rutinitas mengunjungi Mall di pagi buta bahkan sebelum gerbang parkir mall di buka hingga gerbang parkir betul-betul tutup dini harinya 😢😢😢)

Gaya Nadia yang pingin banget dinobatkan jadi Duta FLASH 2017

Berhubung berakhirnya Flash membawa misi spesifik untuk emak melakukan kontrol terhadap stand bazzar yang memang menjadi tanggungjawab emak (maklum emak kan ajudan yang harus siap setiap saat manakala tugas menyertai)


Fyiiiuuuugh akhirnya lagi-lagi emak harus berkunjung ke Mall, dan berharap bahwa si anak gadis bisa di ajak kompromi (berdamai dengan dompet emak 😢😢😢)

Hihihihihi...  Jadilah tugas yang di emban emak hari ini di anggap sebagai project belajar untuk Nadia (6y1m), berhubung ada event donor darah, maka petualangan "Duo Gadis Cantik" dari Osin ( Omah Sinau) di mulai untuk mencari segala hal berhubungan dengan "Donor Darah".

Berpose sama Tante Meilan yang hari ini  ngepas banget lagi ultah


Saya berusaha menjelaskan dengan rinci namun sederhana kenapa harus ada proses donor darah, siapa yang akan di ambil darahnya, dengan apa dan siapa yang akan mengambil darah dll hal berkaitan dengan donor darah. Praktik langsung dengan melihat keseruan saat proses donor darah berlangsung, menjadikan proses belajar kami yang tadinya masih sebatas "text book" menjadi betul-betul terasa nyata dan membekas di memori kanak-kanaknya.


Antrian Donor Darah

Proses antri untuk menunaikan urusan administrasi setidaknya mengajarkan kita untuk selalu sabar dan taat pada aturan,

Menyumbangkan setetes darah bagi sesama menjadi media untuk mengajarkan konsep berbagi sebagai dasar dalam menumbuhkan kecerdasan sosialnya,

Konsep bahwa kita sebagai makhluk hidup yang tak bisa hidup sendiri, mengajarkan padanya bahwa manusia adalah manusia sosial yang tak berdaya tanpa bantuan orang lain, sekecil apapun peran orang tersebut dalam kehidupan kita

Serta tak kalah penting mengajarkan pada sang buah hati, betapa kecilnya kita di hadapan sang Khalik, sehingga sudah sepatutnya puji syukur tak henti di panjatkan kehadirat-Nya atas segala nikmat sehat yang mungkin selama ini sering kita abaikan.

Hanya halaqoh singkat yang saya uji-kan pada Nadia hari ini, namun saya berusaha menyampaikannya dengan cara yang menyenangkan dan tanpa paksaan. Karena seperti itulah hakikatnya belajar, berjalan natural tanpa memikul beban bahwa kita sedang belajar, menikmati setiap prosesnya tanpa merasa tertekan dan di dikte oleh apapun.


Rupanya ke-takjuban untuk Nadia tidak berhenti saat mengamati proses donor darah saja, uring-uringannya karena ia merasa gagal bertemu dengan om kesayangannya memaksa saya untuk melampiaskan ke-sebelannya itu dengan "menebus" melalui hal-hal yang di incarnya. Mau tidak mau saya terpaksa menurut dengan hasrat terpendam yang di simpannya sejak pertama kali saya libatkan ia di dalam proses membersamai saya di event FLASH. Hihihihi... Rupanya doi merajuk untuk di penuhi keinginannya menggambar di salah satu spot anak di MBK.

Guess what? Di sanalah kejutan manis menunggu Nadia, hohohohoho akhirnya si Om kesayangannya muncul ke permukaan, menghampiri Nadia yang tersenyum simpul malu-malu 😊😊😊 hadugh nak meleleh hati emak nak, hal-hal sederhana saja sudah mampu membuat senyum merekah manis di wajahmu 😀😂

Hohohoho siapa dia?? 


Bermain Puzzle di stand SDI

Nadia dan hasil karyanya



Berkunjung ke stand Bazzar milik Sygma dan dapat suguhan kue lezat hasil karya Ammah Nelvi 😍


Berbahagialah selalu buah hatiku, karena kau selalu di kelilingi orang-orang yang menyayangimu dengan tulus, tumbuhlah engkau menjadi gadis dengan senyum tulus ikhlas sebagaimana tulusnya orang-orang yang mencintaimu. Nikmatilah setiap proses hidupmu dengan bahagia, walaupun terkadang akan muncul hal-hal yang menyakitkan, dan semoga engkau senantiasa tumbuh menjadi generasi yang mampu berdamai dengan semua rasa sakit yang mungkin kan kau temui dalam perjuangan hidupmu.

Bismillah, Mampukan kami Ya Rabb agar kami senantiasa bisa membersamainya dan menanamkan lebih banyak hal-hal baik untuk bekal masa depan buah hati kami kelak.



Bandar Lampung, 16 Mei 2017
Puspaning Dyah, menulis untuk merekam jejak


#nadiajourney
#catatanbunsha
#omahsinaulistiyono




Minggu, 14 Mei 2017

Puisi Rindu

Puisi ini kubuat untuk kamu
Seorang lugu nan lucu yang buatku tak jemu
Kuberikan tanpa ragu untuk siratkan aku rindu kamu
Walaupun mungkin kamu tak pernah tahu derajat rindu ini

Tak peduli ini hari minggu
Yang ku tahu pasti cuman aku rindu kamu
Ku relakan rasa ini menikamku hingga lisanku jadi kelu
Bisu tak bersuara, penuh dengan letupan berwarna biru

Ada rindu di ujung sembilu
Tertikam jemu yang datang tanpa malu-malu
Duhai kamu yang namanya ku buru di riaknya sendu
Kapankah rinduku di akhirkan oleh sang penguasa waktu




#rindu #puisibunsha #bunshajourney #omahsinaulistiyono

Selasa, 09 Mei 2017

Don't Teach Me, I Love to Learn



Saat saya menikah, kemudian Allah hadirkan sesosok nyawa baru dalam rahim saya, hingga kemudian ia terlahir maka di detik tersebut, janin dalam kandungan saya resmi menyandang status sebagai "ANAK" dan serta merta saya dan ayana sah secara de'facto dan yuridis bergelar "ORANG TUA".

Ketika menjadi orang tua, banyak perubahan yang kami alami, kami yang tadinya berdua, kemudian menjadi bertiga hingga hari ini komplit menjadi ber-empat. Mencoba mengamati pola unik anak-anak dengan "ilmu titen" membuat kami yakin bahwa sesungguhnya mereka adalah pembelajar sejati. Bahkan misalnya pun kami ini nol persen terhadap ilmu parenting, tak mengubah konsep bahwa mereka adalah pembelajar yang unggul.

Hingga kemudian pada suatu titik kami semakin menyadari bahwa kebutuhan krusial untuk anak-anak bukanlah ilmu parenting yang kami miliki, melainkan lebih pada waktu dan perhatian kami dalam membersamainya, karena pada akhirnya setiap orang tua yang akan menemukan pola parenting mana yang bisa di terapkan kepada buah hati, dan bukan hasik dikte dari pakar parenting manapun.


Rasanya saat menghadapi materi Level 4 seperti lagi ngalamin jatuh cinta, jatuh hati sampai jatuh bangun 😥😅😂


Lagi-lagi kami merasa di tampar bolak-balik hingga tak kunjung usai dalam menyelesaikan perkuliahan Bunda Sayang ini.  Fyiiiuuuuh rasa lelah tapi tetap harus melangkah 😅😅😅


Betul sekali jika anak-anak adalah pembelajar yang alami, beri mereka rangsangan melalui stimulus maka dengan sendirinya mereka akan temui jalan keluar.

Nadia yang tampak ceria, namun memiliki PR besar terhadap kepercayaan dirinya, hingga berimbas pada hal-hal sederhana yang berkaitan dengan kepercayaan dirinya, misalnya contoh keberaniannya untuk berbicara dan menyapa temannya di dalam suatu forum, keberaniannya untuk mengungkapkan isi hatinya baik kepada saya, Ayana maupun pihak di luar kami berdua.

Qadarullahnya saat mendapat tugas memahami Gaya Belajar Anak, bertepatan dengan di terimanya hasil psikotest Nadia di sekolah formalnya. Hasil psikotest menunjukkan hasil yang menggembirakan sekaligus membanggakan untuk kami selaku orangtuanya, bagaimana tidak bangga jika ananda tergolong anak-anak dengan kecerdasan intelektual di atasnya di atas rata-rata (superior),  walaupun dengan satu catatan kecil mengenai kemampuan motorik kasarnya. Melirik ke belakang dengan sifat dan sikap Nadia kami menjadi mahfum bahwa ada PR besar di depan mata, bagaimana kami mampu memberikan stimulus lebih untuk mendongkrak kekurangan kecil dari dirinya, dan menjadi salah satu cara bagi kami memaksimalkan potensi unik yang dimilikinya.


Kecenderungan Nadia akan warna dan grafis berusaha kami gabungkan dengan berbagai aktifitas motorik kasar saat proses membersamai Nadia. Kami ajak Nadia berbelanja raket bulu tangkis dan memilih senar serta perangkat lainnya sesuai dengan warna kesayangannya. Hingga kami selipkan cerita (mengingat aspek Visual dan Auditori Nadia sangat kuat) mengapa kita perlu berolahraga, siapa atlit kebanggaan Indonesia, dan hal-hal sederhana yang bisa di tangkap oleh logikanya.


Ayana berperan penting saat proses melatih motorik kasar Nadia, saya berperan dalam mempertajam kemampuan visual dan auditorinya. Proses LEARN senantiasa kami tumbuhkan di dalam keluarga kami, berusaha dengan maksimal membersamai ananda dengan proses yang menyenangkan dan jauh dari kesan paksaan.

Di akhir pelaksanaan tugas bulan ini, saya mencoba mengajak Nadia mereview kembali perjalanan kami sepekan terakhir, intensitas latihan motorik kasar dan "titen" terhadap gaya belajarnya, kami gelarlah sebuah Family Project yang sasarannya adalah Nadia bisa berkreasi dengan sesuatu hal yang ia sukai namun merangsang keinginannya untuk tetap berlatih motorik kasarnya.

Jatuhlah pilihan pada membuat film sederhana (melalui aplikasi di gadget) berisi perjalanan Nadia sejak pertama kali menginjakkan kakinya di Kelas TK-B (mengingat Nadia saat ini memasuki masa menjelang inagurasi kelulusannya). Sekaligus sebagai apresiasi dan luapan rasa terima kasih untuk Bu Eel dan bu Nur,  tim fasilitator Nadia di sekolah formalnya. Jadilah kami berdiskusi memilih foto yang akan di tampilkan, mengedit video, memilih sountrack film, hingga detail kecil seperti alur film kami bahas dan diskusikan bersama hingga lahirlah sebuah film pendek berisi perjalanan kisah Nadia selama menghabiskan waktunya di sekolah bersama teman-teman dan guru-gurunya.
Bukan hasil yang spektakuler memang, namun kami lebih melihat bagaimana Nadia mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat dalam belajar sesuatu tantangan baru yang kami apresiasi di dirinya, hanya melalui stimulus kecil dari kami bisa lahir sebuah project sederhana, sebagai kenang-kenangan di masa depannya kelak.

Satu hal ibroh yang ingin saya ajarkan kepada Nadia, bahwa sekecil apapun usaha kita hari ini, bisa jadi akan bernilai besar di kemudian hari. Nadia kecil kami pastinya akan selalu tumbuh menjadi gadis yang ceria, yang yakin pada dirinya bahwa ia mampu menaklukkan seberat apapun rintangan di hadapannya selama ia percaya, bahwa ia mampu mengalahkan rasa takutnya.







Bandar Lampung, 9 Mei 2017
Puspaning Dyah, seorang bunda yang tak letih membersamai buah hatinya


#level4
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak
#aliranrasa


Sabtu, 06 Mei 2017

Serendipity dan sebuah kesempatan baik



Terkadang kita terhubung dengan manusia lain dengan sebuah cara yang unik. Bahkan jika kita sedikit jeli dalam melihat sesuatu, ada beragam cara "aneh" yang membuat kita merasa "klik" dengan manusia yang lainnya.


Di kisahkan dalam sebuah film bertajuk "SERENDIPITY" di mana alur cerita berpusat pada kehidupan yang dimulai pada sebuah "kebetulan". Seorang Jonathan Trager (John Kussack) dan Sara Thomas (Kate Beckinsale) yang bertemu di sebuah pusat perbelanjaan di Bloomingdale, New York saat menjelang perayaan Natal. Pertemuan mereka dimulai dari sebuah kebetulan, yaitu sama-sama menginginkan sepasang kaus kaki hitam yang ternyata stoknya tinggal satu. Mengetahui Sara begitu menginginkan benda tersebut membuat John akhirnya mengalah. Perjumpaan mereka yang secara kebetulan itu berakhir di sebuah rumah makan yang bernama Serendipity (yang memiliki arti a fortunate accident).


Di sini saya tidak akan mengulas resensi dari film tersebut, saya justru lebih tertarik membahas pada banyaknya kebetulan yang justru mengantarkan kita pada sebuah titik yang sama, hingga tak sadar ketika kita sudah mencari ke sana ke mari, menanti tak kunjung jemu, alhasil kita tertuju pada arah yang menurut kita membosankan, rute yang kita lalui semakin "mbulet", ruwet dan melelahkan, namun di ending kisah kita menyadari bahwa "oooo.... Akhirnya ke sini juga tho...."


Kembali pada film tersebut, saya lebih senang memilih untuk melihat pembelajaran dari kisah yang di tuturkan sang tokoh utama. Tentang asumsi-asumsi sesaat akan sebuah keadaan. Terkadang saya dan mungkin sebagian pembaca cerita ini lebih sering menganalogikan jika suatu A bertemu dengan suatu B, maka bisa jadi hasilnya adalah AB. Kawan, padahal hidup itu bukanlah tentang ilmu pasti, ada banyak alasan dan kemungkinan kenapa sebuah A yang di gabung menjadi B bisa saja tidak akan bergabung membentuk AB.



Ada banyak asumsi yang kemudian menyelimuti prasangka-prasangka kita, yang tanpa kita sadari mungkin kejadian-kejadian yang menjauhkan pada suatu keadaan akhir adalah penghalang dan menjadi keniscayaan bagi kita sampai di titik akhir yang kita inginkan. Bagaimana semua itu bisa terbentuk? Bisa jadi karena kita sedang melihatnya melalui kacamata diri kita, tidak jika kita menjadi penonton dari film Serendipity di atas. Dengan mudah kita berasumsi bahwa banyaknya kebetulan yang tercipta justru di situlah titik betapa berjodohnya kedua tokoh sentral di film tersebut. Dengan menjadi penonton dengan mudah kita menarik kesimpulan bahwa relasi di antara kedua tokoh tersebut sangatlah kuat, betapa mereka berdua saling mencintai, saling berharap, bahkan kemudian sama-sama berusaha keras untuk menepis harapan tersebut. Padahal hanya butuh kesabaran dan waktu yang baik untuk mematahkan asumsi tersebut.

Namun di dalam ajaran Islam, sudah selayaknya kita tidak menyebutnya sebagai sebuah "kebetulan". Mari kita bersama-sama menengok kembali ayat 255 dalam surat Al-Baqarah (ayat kursi)

Allah SWT berfirman:

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ   ۚ  لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ  ؕ  لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ  ؕ  مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِذْنِهٖ  ؕ  يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ  وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ  ۚ  وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ ۚ  وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا  ۚ  وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ


"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 255)


Atau mari kita tengok ke dalam Surat Al-An'am ayat 59


Allah SWT berfirman:

وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَاۤ اِلَّا هُوَ  ؕ  وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ  ؕ  وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
(QS. Al-An'am: Ayat 59)


Kemudian, mari kita simak lagi sifat ALLOH SWT, Ilmu (Maha Mengetahui), Sama’ (Maha Mendengar), Bashar (Maha Melihat), ‘Aliman (Dzat yang Maha Mengetahui)  Sami’an (Dzat Yang Maha Mendengar), Bashiran (Dzat Yang Maha Melihat).


Ambillah sebuah contoh sederhana sebagaimana ilustrasi di bawah ini :

" Si Fulan bertemu Fulani dalam sebuah pengajian, selanjutnya mereka menikah dan berbahagia hingga akhir hayat"

Atau contoh berikut ini :
"Saat berjalan-jalan di suatu pasar, kita menemukan selembar uang seratus ribu, lalu kita namakan ini sebagai suatu kebetulan".


Baik mari kita lihat jawaban sederhana dari dua perumpamaan di atas. Dalam contoh pertama jodoh sudah ditentukan ALLOH SWT. Adapun bagaimana mereka bertemu, itu adalah kuasa-Nya dalam menentukan.

Sementara untuk perumpamaan kedua, ALLAH SWT sudah menetapkan rejeki bagi kita, dengan ‘menyediakan’ Rp 100 ribu di jalan yang kita lalui.  Dan ALLAH SWT sudah tahu bahwa kita akan melewati jalan tersebut.

Beberapa kali saat mendengarkan curcolan kawan, tak jarang saya mendengar lontaran kalimat mereka :

"Ah saya mah gimana Allah aja lah kan semua-semuanya juga uda di tentukan tho sama gusti Allah?"


"Kalau emang uda takdirnya miskin ya mau usaha apa aja tetep bakalan kayak gini mbak, tetep miskin"

Geli ya membacanya? Jadi berasa pingin ngunyah nasi padang pake ayam pop #lho...

Heheheee....
Jelas kita faham ada kesalahkaprahan yang terjadi, betapa kita bisa paham bahwa kedua pernyataan di atas adalah sebuah hal yang keliru jika mengingat beberapa ayat Al-Quran dan sifat Allah yang saya kutip di atas. Bukankah Allah SWT tetap memperintahkan kita untuk selalu berusaha hingga sampai pada waktunya "Beliau" menjatuhkan Takdir dan hasil yang di dapat hamba-Nya.

Duuuuh jadi inget lho sama salah satu ayat favorit saya 😍😍😍


Allah SWT berfirman:

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ  مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ  ؕ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا  بِاَنْفُسِهِمْ  ؕ  وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚ  وَمَا لَهُمْ  مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ


"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
(QS. Ar-Ra'd: Ayat 11)


Kembali ke soal film SERENDIPITY, setidaknya dari film tersebut mengajarkan pada kita tentang gambaran yang indah betapa kita jangan mudah menyimpulkan suatu keadaan, karena kehidupan kita di bentuk dari takdir-takdir kecil yang telah di atur oleh-Nya. Hanya butuh keyakinan dalam hati, bahwa selalu ada takdir baik di antara prasangka-prasangka buruk kita.



Berangkat dari pemikiran tersebutlah, yang membuat saya senang membuka diri pada banyak orang yang saya temui. Membuka kesempatan hal-hal baik untuk menghampiri saya, membuka peluang sebanyak-banyaknya "Serendipity" karena saya selalu percaya setiap manusia memiliki sisi unik yang bisa kita jadikan pembelajaran, dan tak jarang membuka pada banyak kesempatan baik yang akan di rasakan manfaatnya di masa-masa mendatang.


Selalu ada alasan di setiap kejadian, hanya bagaimana cara kita memandang kejadian tersebut, bisa bernilai tambahkah atau justru menjadi penurun kualitas diri.






Bandar Lampung, 7 Mei 2017
Puspaning Dyah, menulis saat lagi-lagi menemukan serendipity pada seseorang